Tukul Arwana Alami Pendarahan Otak, Kenali dan Waspadai Gejalanya

Minggu, 26 September 2021 – 12:28 WIB
Ilustrasi - Sakit kepala berulang salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah atau sebagian pembuluh darah pecah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa gejala patut diwaspadai karena bisa menjadi indikasi terjadinya pendarahan otak.

Pendarahan pada otak pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.

BACA JUGA: Gegara Masalah Ini Anggota TNI Dibunuh di Depok

"Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang," kata spesialis bedah saraf dr Subrady Leo Soetjipto Soepodo dalam keterangannya, Minggu.

Dokter lulusan Spesialis Bedah Saraf dari Universitas Padjadjaran itu mengatakan sakit kepala berulang menjadi salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah atau sebagian pembuluh darah pecah.

BACA JUGA: Nih Tampang Pembunuh Anggota TNI di Depok, Tak Disangka

"Baik penyumbatan pembuluh darah maupun pecahnya pembuluh darah dapat berakibat pada pendarahan pada otak," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia.

Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis itu menuturkan, gejala yang paling mudah dideteksi dari orang yang pembuluh darahnya pecah atau tersumbat adalah fungsi bagian muka, bicara, gerak dan menelan yang sudah tidak normal.

BACA JUGA: Tukul Arwana Pendarahan Otak, Mohon Doanya

Faktor lain yang patut diwaspadai adalah merasa sering pusing dan butuh waktu atau tidak bisa langsung bangun dari posisi berbaring.

“Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak," kata dia.

Menurut Subrady, mengejan ketika buang air besar, batuk berulang, atau batuk dengan menahan napas dapat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba.

"Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan perdarahan otak. Valsava manuver atau mengejan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan nafas," katanya.

Proses seseorang mengalami pendarahan otak dapat bervariasi. Ada yang hitungannya hari, bulan, atau tahun, tergantung dari orangnya sendiri apakah gejala-gejala yang dirasakan dianggap keluhan atau tidak.

"Makin cepat seseorang mengenali gejala, maka makin mudah diminimalisir pendarahan pada otak,” katanya.

Jika seseorang sudah mengalami pendarahan pada otak, maka seseorang dapat mengalami hilang kesadaran, terjatuh tiba-tiba, atau tidak terbangun dari tidur.

Penyebab pecah pembuluh darah antara lain ada kelainan di pembuluh darah seperti pembuluh darah keras atau aterosklerotik, pembuluh darah melebar atau aneurima, pembuluh darah yang bocor atau fistula.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke.

Penyakit-penyakit tersebut jika tidak dikontrol secara rutin akan berakibat fatal yang berujung pada pendarahan pada otak.

Konsumsi obat-obatan psikotropika atau obat-obatan pengencer darah juga dapat memicu peningkatan tekanan darah dan berujung pada pendarahan pada otak. Selain itu, faktor risiko umur juga menjadi salah satu pemicu.

“Kondisi tubuh seseorang yang lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh dibandingkan pada usia muda,” katanya.

Pada dasarnya, setiap orang dapat melakukan pemindaian awal potensi penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah yang paling mudah yaitu mengecek tekanan darah melalui alat pengukur tekanan darah sesaat setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas.

“Bangun tidur sebelum beraktivitas adalah waktu yang paling tepat untuk menunjukkan tekanan darah dibandingkan setelah beraktivitas," katanya.

Walaupun pendarahan terjadi di otak, namun masyarakat perlu memahami bahwa pemicu pendarahan di otak bisa berasal dari penyempitan atau pecahnya pembuluh darah di bagian tubuh lainnya seperti jantung, lengan, kaki, atau bagian tubuh lain.

Untuk memastikan terjadinya gangguan otak akibat pecah pembuluh darah, pemeriksaan imaging standar emas yang bisa dilakukan adalah CT Scan Otak, DSA, dan MRA.

Untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami pendarahan pada otak, seorang dokter harus mengontrol kembali tekanan darah dan menyelamatkan organ yang ada di dalam tubuh seseorang.

“Kami memastikan agar pendarahan yang terjadi pada pasien dapat berhenti atau membeku agar tidak terjadi pendarahan besar," ujarnya.

Waktu atau durasi kesembuhan seseorang pasca pendarahan otak bervariasi, bergantung dari jumlah jaringan otak dapat diselamatkan. Pasien yang telah selesai dirawat di rumah sakit harus tetap melakukan rehabilitasi. Proses penyembuhan bersifat bertahap dan tahapan penyembuhan antar pasien pun berbeda-beda bergantung dari organ tubuh yang mengalami gagal fungsi dan kondisi orang tersebut.

“Rehabilitasi bisa dilakukan mulai dari pemulihan kemampuan orang mengunyah, menelan, berjalan, berbicara, dan berbagai tahapan rehabilitasi lainnya. Bahkan, agar seseorang dapat kembali bekerja, pasien sebaiknya dapat berkonsultasi dengan dokter okupasi untuk mengetahui tahapan pemulihan yang tepat agar dapat kembali bekerja," katanya.

Pada dasarnya, pendarahan pada otak dapat dicegah dengan cara mencegah faktor risiko dan memeriksakan diri ke rumah sakit.

Beberapa pesohor tercatat pernah mengalami pendarahan otak, yang terbaru adalah komedian sekaligus pembawa acara Tukul Arwana yang kini dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Cawang, Jakarta Timur.

Meski demikian, kondisi Tukul saat dikabarkan terus berangsur pulih setelah sempat menjalani operasi pada 22 September 2021.

Komedian berusia 57 tahun itu dilarikan ke rumah sakit pada Rabu (22/9), dia lantas menjalani operasi di bagian kepala pada hari yang sama. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler