jpnn.com - ISTANBUL - Kegembiraan suporter Besiktas setelah klub sepak bola kebanggaannya mengalahkan Bursaspor dalam laga Super Lig mendadak berubah.
Terjadi ledakan bom berselang dua jam setelah laga yang berakhir dengan skor 2-1 itu, kebanyakan polisi pun masih berjaga-jaga.
BACA JUGA: 57 Mahasiswa Indonesia di Lebanon Ikuti Orientasi Wawasan Kebangsaan
Keriuhan berubah menjadi tragedi setelah bom meledak dari mobil di luar Vodafone Arena, stadion yang menjadi markas Besiktas.
Semenit kemudian, seorang pria meledakkan dirinya di dekat polisi yang sedang berjaga.
BACA JUGA: Abu Sayyaf Hendak Culik Nelayan, Ternyata Tentara Menyamar, Akhirnya...
Pascainsiden yang sebagian besar korbannya adalah polisi itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan mendeklarasikan satu hari berkabung nasional.
Kemarin (11/12) pemimpin 62 tahun itu mengunjungi beberapa korban luka yang menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Sebelumnya, dia juga menghadiri upacara pemakaman lima di antara total 30 polisi yang tewas dalam insiden tersebut.
BACA JUGA: Vladimir Putin Tolak Hadiah Anjing Lucu dari Pemerintah Jepang
''Turki akan memerangi terorisme sampai tak bersisa lagi,'' tegas Erdogan yang melayat bersama Perdana Menteri (PM) Binali Yildirim.
Ankara menuding militan Kurdi yang tenar dengan nama PKK (Partai Pekerja Kurdistan) berada di balik serangan maut yang menarget aparat tersebut.
Selain menewaskan 38 orang, insiden itu membuat sekitar 115 orang terluka.
Kemarin bendera Turki berkibar setengah tiang di seantero negeri. Massa berjubel di salah satu sudut stadion untuk meletakkan bunga atau sekadar pesan duka.
Tapi, ada juga yang mengusung spanduk bertulisan kecaman terhadap PKK.
''Enyahlah PKK! Tanah air kami ini tidak akan bisa dicerai-beraikan!'' bunyi tulisan di salah satu spanduk.
Kurdi, satu-satunya etnis besar dunia yang tidak memiliki negara, telah lama menjadi musuh Turki.
Polisi menjaga ketat lokasi ledakan yang ramai dikunjungi warga sejak Sabtu malam. Petugas juga memasang garis polisi demi kelancaran investigasi.
Di markas besar Kepolisian Istanbul, Menteri Dalam Negeri Suleman Soylu memimpin upacara penghormatan terakhir bagi 30 polisi yang gugur saat menjalankan tugas.
''Cepat atau lambat, kita pasti akan balas dendam,'' serunya kemarin.
Selain 30 polisi, dua ledakan itu menewaskan tujuh warga Turki dan seorang warga lain yang tak teridentifikasi.
Tidak jelas apakah angka tersebut sudah termasuk dua pelaku yang juga tewas di lokasi.
Soylu menegaskan bahwa dua bom berdaya ledak tinggi itu milik PKK.
''Semua bukti di lapangan mengarah pada PKK,'' ungkapnya. Sejauh ini, polisi sudah mengamankan 13 orang yang diduga terlibat dalam insiden maut itu.
Menurut Wakil PM Numan Kurtulmus, bom rakitan itu menggunakan 300-400 kilogram mesiu.
Di tanah yang semula menjadi tempat berhentinya mobil pelaku tercipta lubang besar pasca ledakan.
Sejauh ini, PKK belum mengakui perbuatan mereka. (AFP/Reuters/BBC/hep/c19/sof/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika, Ayo Move On!
Redaktur : Tim Redaksi