Turunkan Angka Stunting Hingga 51 Persen, Jateng Jadi Rujukan Nasional

Senin, 20 Februari 2023 – 19:30 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berupaya menurunkan angka stunting di Jateng. Foto dok Pemprov Jateng

jpnn.com, JAWA TENGAH - Program Pemprov Jateng yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo menjadi rujukan nasional.

Pasalnya, angka stunting di Jawa Tengah turun drastis hingga 51 persen hanya dalam empat tahun.

BACA JUGA: Provinsi Jateng Sudah Punya 28 MPP, Ganjar Bakal Kembangkan Layanan Digitalnya

Capaian tersebut tidak lepas dari progam Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) yang diluncurkan Ganjar pada 2016.

Secara sistematis program ini memantau kesehatan ibu hamil, sejak awal kehamilan hingga perawatan bayi agar ibu dan bayi mendapatkan akses kehidupan secara optimal sehingga ibu selamat dan bayi sehat.

BACA JUGA: Orang Muda Ganjar Jabar Gelar Sunatan Massal dan Penyuluhan Gratis di Bandung Barat

Tak hanya itu, Ganjar bersama BKKBN juga membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Tim tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/ kelurahan.

“Di lapangan nanti kami intervensi dari masing-masing stakeholder. Misal dari Dinkes memberikan makanan tambahan, obat penambah darah. Bisa juga dari DPU terkait dengan jambanisasi, akses air bersih,” ujar Ganjar di Semarang.

BACA JUGA: Protein Hewani Salah Satu Upaya Mencegah Stunting di Indonesia

Selain itu, Pemprov Jateng juga melakukan pendataan jumlah ibu hamil, calon pengantin, dan anak usia dua tahun.

Menurut data, ada sekitar 271 ribu calon pengantin dan sekitar 551 ribu wanita hamil di Jateng. Dari data tersebut, TPPS akan mencari ibu hamil dan calon pengantin putri yang mengalami masalah kesehatan.

Ganjar menyebut, penanganan stunting di Jawa Tengah dilakukan secara multisektor, dengan melibatkan akademisi dan masyarakat.

Politikus PDIP ini menegaskan penanganan stunting tidak boleh setengah-setengah. Agar berdampak bagus, penurunan angka stunting harus disatukan dengan program pengentasan kemiskinan.

"Ini menjadi perhatian kami dan ini berhimpitan dengan angka kemiskinan juga, makanya kami akan jadikan satu program bersama yang akan kami evaluasi juga bersama," papar dia.

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo memuji Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) yang terbukti berhasil.

Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), termasuk perkawinan dini di Jateng lebih rendah dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur.

Menurutnya, program dan keseriusan pemprov Jateng harus ditiru daerah lain.

"Angka kematian bayinya juga bagus, 12 per seribu dan angka kematian balitanya juga Jawa Tengah ada 14 per seribu. Inilah prestasi Jawa Tengah, saya kira terasa bahwa jumlah yang meninggal juga menurun. Saya optimis mudah-mudahan pada 2023 akhir, kita doakan Jawa Tengah turun stunting dengan signifikan," harap Hasto.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler