jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, angka kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 27,67 persen.
Itu sebabnya, Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting pada 2024 turun hingga 14 persen.
BACA JUGA: Menko PMK: Penyaluran Bansos Covid-19 Akan Dibarengi Pemberian Masker
"Perlu langkah di luar kebiasaan atau extraordinary untuk mencapai target yang ambisius itu. Di antaranya menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mencegah stunting sebelum pernikahan terjadi," terang Muhadjir, Selasa (25/8).
Dia menyampaikan, perencanaan keluarga sangat berperan penting untuk mengurangi angka stunting, termasuk perencanaan keluarga baru atau perencanaan calon pengantin. Karenanya program perencanaan keluarga akan direvitalisasi dan digalakkan.
BACA JUGA: Lindungi Anak dari Stunting Kunci Bangsa yang Berdaya Saing
Menyambung Menko PMK, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan, ada beberapa program yang akan dilakukan untuk mencegah stunting, yaitu program perencanaan kehamilan untuk menjaga jarak kehamilan yang juga menentukan kualitas anak, dan perencanaan pra nikah.
Mengenai perencanaan pranikah, Hasto mengatakan, akan ada edukasi tentang kesehatan reproduksi yang baik dan mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pendekatan tersebut perlu dilakukan sejak dini, termasuk persiapan psikologi dan ekonomi.
BACA JUGA: Menko PMK Nilai RSKI Pulau Galang Kurang Dimanfaatkan
"Nasehat pak menko untuk kami berikan persiapan pengantin kemudian memberikan pranikah ini jadi penting sekali," ujarnya
"Kami akan bekerja di situ, di hulu memberi konseling pra nikah mencegah terjadinya stunting membei pemahaman tentang kesehatan reproduksi," pungkas Hasto. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad