jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ubedilah Badrun menyambut positif kegiatan Ijtimak Ulama IV yang sedianya diselenggarakan di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 5 Agustus 2019. Menurut dia, Ijtimak Ulama IV ialah jawaban terhadap kegelisahan rakyat.
"Ketika ada problem di tengah masyarakat dan umat, maka ulama perlu melakukan konsolidasi. Ijtimak Ulama IV itu adalah konsolidasi penting untuk menangkap pesan dan keinginan publik," ucap Ubedilah ditemui di di Padepokan Pencak Silat, Jalan Raya TMII, Jakarta Timur, Jumat (2/8).
BACA JUGA: Sepertinya Tak Mungkin PAN Ikut Pemerintahan, Ini Sebabnya
Berkaitan dengan itu, Ubedilah pun berharap Ijtimak Ulama IV menelurkan rekomendasi berkaitan dengan politik. Satu di antaranya, para ulama bisa menjadi oposisi bagi pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua memimpin Indonesia.
BACA JUGA: Yusril Ihza Mahendra Gulirkan Ide Anyar soal Masa Jabatan Presiden
BACA JUGA: Rocky Gerung: Oposisi Itu Setara Perdana Menteri
"Lebih tepat Ijtimak Ulama IV itu bisa melahirkan sikap politik oposisi. Sebab, oposisi itu konstruksinya positif, ya. Tidak selalu dimaknai dengan posisi negatif," ucap dia.
Dia menerangkan, ulama juga bisa bersikap di politik. Menurut dia, pilihan oposisi bagi ulama sesuai dengan konteks amar ma’ruf nahi munkar.
BACA JUGA: Ijtimak Ulama IV Bahas Upaya Pemulangan Habib Rizieq, Bagaimana Caranya?
BACA JUGA: Usai Bertemu Jokowi, Baiq Nuril: Beliau Tanya Saya Masih Bekerja atau Berhenti
"Itu sama dengan amar ma’ruf nahi munkar. Dalam perspektif teologi agama. Jadi saya kira itu dogma agama. Memilih jalan oposisi sesuai dengan teologi Islam," ucap dia. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lokasi Penyelenggaraan Ijtimak Ulama IV Sudah Ditetapkan
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan