Ucapkan Selamat Natal, SAS Institute Serukan Persaudaraan Agama Abrahamik

Sabtu, 24 Desember 2022 – 23:55 WIB
Direktur Eksekutif SAS Institute Sa'dullah Affandy mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada semua umat kristiani yang merayakannya. Foto: dok pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif SAS Institute Sa'dullah Affandy mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada semua umat kristiani yang merayakannya.

Kesempatan ini digunakannya untuk menyoroti hubungan antara pemeluk Islam dan Kristen, dua kelompok beragama yang memiliki kedekatan ideologis dan historis.

BACA JUGA: Begini Ritual Ruth Sahanaya saat Merayakan Natal

"Umat kristiani di seluruh dunia sebentar lagi akan merayakan kelahiran Isa Almasih atau Yesus Kristus, sosok yang dalam Islam menjadi salah satu nabi yang wajib dihormati dan dimuliakan, yakni tanggal 25 Desember 2022," ujar Sa'dullah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/12).

Dia mengakui ada masa-masa di mana hubungan kedua pihak merenggang akibat perbedaan teologis. Pertumpahan darah atas nama agama pun berulang kali terjadi.

BACA JUGA: GP Ansor Daerah Ini Kerahkan 700 Banser Menjaga Gereja saat Ibadah Natal

Untungnya, lanjut dia, situasi kini sudah jauh lebih baik. Kelompok mainstream dalam kedua agama telah sama-sama mengedepankan dialog alih-alih jalan kekerasan dalam berinteraksi.

"Jika pun ada orang atau kelompok yang masih menggunakan kekerasan untuk menyerang kelompok atau agama lain, dapat dipastikan hanyalah oknum dari agama tersebut. Sayangnya, kasus intoleransi masih terjadi di Indonesia meski, sekali lagi, tidak mencerminkan mayoritas umat beragama itu sendiri," ujar dia.

BACA JUGA: Ada Layanan Shuttle Bus Gratis Transjakarta untuk Malam Natal, Cek Rutenya di Sini

Kontroversi terkait kebijakan pelarangan pendirian gereja di Cilegon misalnya, mendapat reaksi negatif dari publik yang secara langsung berarti mayoritas umat beragama di Indonesia tidak setuju dengan tindakan tersebut.

Lebih lanjut Sa'dullah mengatakan Isa Al-Masih memiliki posisi istimewa dalam Islam. Al-Qurán sendiri menyebut nama Isa dengan gelar al-Masih secara berulang-ulang sebanyak 11 kali.

Posisi kenabiannya termasuk dalam golongan ulul azmi, para nabi yang memiliki ketabahan dan kesabaran serta keikhlasan dan keteguhan hati istimewa.

"Ia berjuang mendakwahkan firman-Nya sampai usia 33 tahun, usia yang relatif masih sangat muda dan singkat. Namun, miliaran orang di dunia mengajui kesucian dan ketulusannya. Al-Qur;an menyebut warisannya adalah kelembutan, kasih saying dan kerendahan hati. Yang diajarkannya merupakan nilai universal perenial; kebenaran dan kesetaraan sosial, cinta kasih dan persaudaraan," beber dia.

Fakta tersebut, lanjutnya, menunjukan bahwa relasi antara umat kristiani dan muslim sangat erat dan berkelindan secara profetik.

Posisi istimewa sosok Isa Al-Masih dalam komunitas muslim tersebut seharusnya menggugah rasa persaudaraan dalam konteks Abrahamic Religion.

"Sebagai satu umat beragama yang lahir dari bapak tauhid yang sama, Ibrahim. Sehingga dalam kesadaran semacam ini, kita menjadi umat beragama yang tidak mudah terprovokasi pihak lain," tegas dia.

Dalam konteks warga negara kesatuan Republik Indonesia, kata Sa'dullah, Natal 2022 merupakan momentum tepat untuk mengukuhkan kembali semangat ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air yang baik.

"Alhasil merupakan kewajiban kita semua sebagai warga negara untuk saling menghormati tradisi dan kepercayaan saudara sebangsa kita yang lain. Tak pelak, spirit Natal kali ini sudah saatnya kita mempererat jalinan persaudaraan yang telah bertunas, mekar, dan tumbuh menjadi realitas dalam kehidupan bangsa Indonesia selama berabad-abad," tutur dia.

"Said Aqiel Siradj (SAS) Institute, dengan semangat persaudaraan dan persatuan mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2023," pungkas Sa'dullah. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler