Udara Jakarta Lebih Bersih karena Libur Natal dan Idulfitri

Senin, 25 Desember 2017 – 23:27 WIB
BERSIH: Suasana di Jalan Sudirman, Jakarta yang terlihat lengang saat libur Natal, Senin (25/12). Foto: Derry Ridwansaj/JawaPos.Com

jpnn.com, JAKARTA - Warga Jakarta memanfaatkan libur panjang yang berlangsung sejak Jumat (22/12) hingga Senin (25/12) untuk berliburan ke luar daerah. Ada yang memilih mudik ke kampung halaman, ada pula berwisata ke kota lain.

Tak ayal kepadatan lalu lintas di Jakarta berkurang cukup drastis. Bahkan, lalu lalang kendaraan di sejumlah jalan protokol pun berkurang.

BACA JUGA: Top, Sinergi TNI dan Polri Bikin Perayaan Natal Aman Sekali

Berkurangnya volume kendaraan melintas ini membuat udara ibu kota menjadi lebih segar dibanding hari biasanya. "Diperkirakan kualitas udara membaik sejak hari Minggu-Selasa ini," ungkap Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPPB) Ahmad Safrudin seperti diberitakan JawaPos.com, Jakarta, Senin (25/12).

Safrudin menyebut DKI baru bisa terbebas dari polusi udara ketika ada libur Idulfitri dan Natal. Di luar itu, belum ada kebijakan pemerintah yang berhasil menyelamatkan udara Jakarta.

BACA JUGA: Rayakan Nataru, Shandy Aulia Boyong Keluarga ke Amerika

Menurut dia, sebetulnya ada banyak langkah yang bisa dipakai pemerintah untuk membuat udara Jakarta lebih segar. Antara lain dengan melakukan razia secara rutin terhadap kendaraan yang tak memenuhi ketentuan baku mutu emisi.

Selain itu, pemerintah sebaiknya menindak tegas cerobong pabrik yang tidak memenuhi baku mutu emisi, serta melarang penggunaan solar untuk angkutan umum dan menggantinya dengan BBG sebagaimana amanat peraturan daerah (Perda) tentang transportasi. Tapi, itu belum cukup.

BACA JUGA: Pertanyaan Ini Selalu Bikin Tina Toon Kesal di Hari Natal

Pria yang biasa disapa dengan panggilan Puput itu mendesak pemerintah tidak lagi mengizinkan Penggunaan Pertalite, Premium, serta solar 48 sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Sebaiknya ada larangan bagi kendaraan bermotor menggunakan Premium atau Pertalite.

Sebagai gantinya adalah menggunakan bahan bakar dengan RON minimal 92 dan kadar belerang max 50 ppm. Untuk BBM jenis solar bisa memakai varian Cetane Number minimal 51 dan kadar belerang max 50ppm.

"Semua jenis bahan bakar tersebut telah dijual di Jakarta baik oleh Pertamina ataupun penyedia BBM swasta lainnya," sebutnya.

Di luar aspek kendaraan, upaya menjaga kualitas udara di Jakarta juga harus ditunjang dari sisi konstruksi bangunan. Bagi yang tengah mengerjakan pembangunan gedung, maka konstruksi bangunan selama pekerjaan berlangsung harus dilapisi dengan layer agar debu tidak beterbangan ke udara.

Selain itu, Puput juga menyarankan agar pengangkutan sampah rumah yang dilakukan oleh truk sampah di lakukan pada malam hingga pagi. Truk sampah sebaiknya beroperasi pada pukul 20.00-06.00.(ipy/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rayakan Natal, Glenn Alinskie Sampaikan Sejumlah Harapan


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler