Ugal-ugalan Saat Konvoi, Dua Pendekar Bonyok Dikeroyok

Kamis, 06 November 2014 – 10:08 WIB

jpnn.com - LAMONGAN - Bisa jadi dua anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Desa Karangwedoro, Kecamatan Turi, ini tak memegang teguh ilmu padi: makin berisi makin menunduk. Mentang-mentang memiliki ilmu silat, Nasrul Dawan, 27, dan Ervanul Ma’arif, 36, ugal-ugalan saat berkonvoi dengan motornya. Buntutnya, massa di Desa/Kecamatan Turi, Lamongan geram atas ulah para pesilat itu. Kedua pesilat itu pun akhirnya dikeroyok massa pada Selasa malam (4/11). 

Akibatnya, Nasrul harus menjalani operasi pembedahan kepala di RSUD dr Soegiri, Lamongan. Dia diduga mengalami cedera gegar otak. Sementara Ervanul diizinkan pulang setelah hampir 12 jam dirawat di RSUD dr Soegiri, La­mongan. 

BACA JUGA: Eks Anggota Dewan Tidur dengan Wanita Simpanan, Kepergok Istri

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, saat terjadi pengeroyokan, keduanya diketahui berada dalam kondisi mabuk karena menenggak minuman keras (miras) oplosan.

Sebanyak 27 warga diamankan dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 21.00 tersebut. Tetapi, hingga berita ini ditulis, polisi baru menetapkan lima orang secara resmi sebagai tersangka. Mereka adalah Rozi alias Mandra, 32; Hariono, 28; Suwarno, 29; Khoirul Anam, 24; dan Munip, 26. Seluruh tersangka merupakan warga Desa/Kecamatan Turi.

''Pemeriksaan belum selesai. Mungkin tersangka bisa bertambah. Kita tunggu saja hasil pemeriksaan,'' kata Kabagops Polres Lamongan Kompol Arief Mukti kemarin (5/11).

Berdasar informasi yang dihimpun koran ini di tempat kejadian perkara (TKP), insiden tersebut diduga terkait dengan pelaksanaan pengesahan anggota baru PSHT di padepokan PSHT Lamongan yang berlokasi di Sukodadi.

Saat itu sekitar 15 sepeda motor yang ditumpangi berboncengan melaju di jalan raya Desa Turi. Datang dari utara, kebanyakan pengendara dan penumpang motor mengenakan atribut PSHT.

Meski mendatangi lokasi pengesahan, rombongan pesilat itu tidak datang untuk disahkan sebagai anggota PSHT. Mereka hanya berkonvoi untuk hura-hura. Sebagian orang memainkan gas motor sampai berbunyi sangat keras dan tidak beraturan.

Mendengar suara gaduh itu, sejumlah warga Desa Turi merasa terganggu. Seorang warga, Mandra, langsung mengejar rom­bongan PSHT tersebut. Saat itu Mandra hanya berniat mengingatkan agar mereka tidak membunyikan gas motor terlalu keras. Ketika dikejar, sejumlah peserta konvoi kabur meninggalkan lokasi.

Tetapi, dua korban, Ervanul Ma'arif dan Nasrul Dawam, yang naik motor secara berboncengan justru berhenti dan kembali untuk menghadapi Mandra. Akhirnya, mereka pun cekcok sehingga terjadi perkelahian. Kejadian itu diketahui warga lainnya. Secara spontan, mereka langsung mengeroyok dua anggota PSHT tersebut. (idi/dwi/mas/JPNN)

BACA JUGA: Tiduran di Mobil, Anggota Kodim Ditikam

BACA JUGA: Mahasiswa Cabuli Siswi SMP di Perumahan Kemenag

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ciduk Anggota Geng Spesialis Penjambret dan Perampas Motor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler