UGM Bantah Terlibat dalam Penyempurnaan Tucuxi

Senin, 07 Januari 2013 – 03:08 WIB
JOGJA - UGM menyangkal bila dua dosen, Jayan Sentanuhady dan Eka Firmansyah terlibat dalam penyempurnaan mobil Tucuxi yang nahas pada Sabtu sore (5/1). Mereka membantah telah melakukan pembajakan terhadap teknologi Tuxuci ketika disempurnakan di Bengkel Modifikasi Kupu-Kupu Malam.

"Kami berdua tidak pernah diperintah oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan dalam proses perbaikan atau penyempurnaan yang dilakukan di Kupu-Kupu Malam. Apalagi mendapatkan perintah untuk melakukan pembajakan teknologi yang ada di mobil Tucuxi," tulis Jayan dalam surat elektorinik yang diterima Radar Jogja kemarin (6/1).

Jayan menegaskan pihaknya sama sekali tidak memiliki foto, skematik sistem elektronik," blue print desain, data spesifikasi apapun dari sistem atau teknologi yang digunakan oleh mobil listrik Tuxuci.     

Mengenai kontak dengan bengkel Kupu-Kupu Malam sebelum mobil yang dikendarai Menteri BUMN kecelakaan di Magetan, Jawa Timur, Jayan membenarkan hal itu. Hanya saja, pihak bengkel menghubungi dirinya dan Eka guna meminta saran mengenai sistem pendinginan kabin, pendinginan motor, safety dari wiring tegangan tinggi dan juga masalah inverter.      

Ketika itu, jelasnya, dirinya dan Eka dimintai keterangan pada kapasitas sebagai pendidik yang banyak bergelut di bidang otomotif dan elektronika. Jayan mengaku, berusaha menjelaskan semaksimal mungkin yang diketahui .     

"Kami mampu secara umum, bukan khusus untuk mobil listrik Tucuxi yang dipesan oleh Pak Menteri," jelasnya.

Menurutnya, berbagi pengetahuan dan teknologi merupakan bagian dari pengabdian yang wajar jika diberikan kepada masyarakat. Termasuk memberikan informasi kepada Kupu-Kupu Malam sebagai industri menengah di DIJ.

Jayan, yang juga peneliti di bidang otomotif FT UGM ini beranggapan, yang dilakukan guna memberikan penjelasan sesuai dengan ilmu yang dimiliki dan tidak pernah terlibat dalam proses penyempurnaan mobil.      

"Saya dan Pak Eka hanya bagian dari tim Mobil Listrik Nasional (Molina) yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pak Eka memang ahli dalam bidang power elektronika," jelasnya.

Dalam pengembangan Molina sendiri melibatkan lima universitas diantaranya UI, ITB, UGM, UNS, ITS. Ditambah dengan BPPT, dan LIPI. Sebagai perpajangan tangan dari kegiatan tersebut, dibentuklah tim Molina internal UGM. Sehingga dalam proses pengembangannya, selalu dalam koordinasi Rektor dan Dekan Fakultas Teknik.

Sebagai bagian dari tim Molina tingkat nasional dan UGM, tidak terlibat dalam proyek mobil listrik Tucuxi baik pada proses desain, manufaktur, hingga penyempurnaannya.

Menurutnya, UGM memiliki platform sendiri yaitu kendaran 4-seater model city car dan platformnya berbeda dengan platform mobil sport listrik Tucuxi.

"Teknologi dan sistem yang kami implementasikan adalah teknologi dan sistem yang umum dijumpai dunia otomotif," jelasnya. (bhn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebijakan PKS Dinilai Progressif

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler