Pentagon (Dephan AS) dan Angkatan Udara (AU) AS akan melakukan uji terbang atas pesawat itu Selasa (14/8) waktu setempat atau hari ini WIB (15/8). Ini merupakan uji terbaru yang diadakan oleh Pentagon terkait pengembangan pesawat hipersonik berkecepatan Mach 5 (lima kali lipat kecepatan suara).
Belum ada komentar resmi dari Pentagon maupun AU AS soal uji terbang tersebut. Tetapi, analis militer menilai bahwa kelak teknologi itu dapat digunakan untuk pesawat pengintai, meluncurkan rudal, atau mengangkut wahana yang bisa membawa orang maupun kargo secara cepat.
Penerbangan hipersonik dianggap sebagai tahap berikut untuk pesawat terbang. ’’Realisasi penerbangan hipersonik berkesinambungan ibarat beranjak dari pesawat baling-baling menuju pesawat jet,’’ ujar Robert Mercier, deputy teknologi divisi sistem kecepatan tinggi Laboratorium Riset AU AS di Ohio, kepada New York Times belum lama ini.
Pesawat Waverider telah ditempatkan di Pangkalan AU Edwards di Gurun Mojave. Dari pangkalan itu, pesawat akan diterbangkan dan diuji coba di atas perairan Samudera Pasifik di dekat Point Mugu, California. Dalam uji coba, Waverider yang tanpa awak akan dijatuhkan dari pesawat pembom B-52. Dikaitkan salah satu sayap B-52, pesawat itu diterbangkan pada ketinggian sekitar 50 ribu kaki.
Pesawat sepanjang 25 kaki (7,62 meter) tersebut akan dijatuhkan dan lalu mesinnya dihidupkan. Lalu, Waverider akan dijajal hingga melesat enam kali kecepatan suara (Mach 6) selama 300 detik. Itu akan menjadi penerbangan terlama yang pernah dilakukan pesawat tersebut.
WaveRider menggunakan mesin scramjet revolusioner. Mesin pelontar roket akan menyalakan mesin pesawat. Jika sukses, kecepatan akan dipacu hingga lebih dari Mach 6 dan ketinggian hingga 70 ribu kaki (lebih dari 21 ribu meter). Memanfaatkan oksigen dari atmosfer untuk mesin, pesawat itu akan menjadi lebih efisien untuk kepentingan militer atau komersial.
Proyek tersebut didanai NASA dan Pentagon. Menurut Globalsecurity.com, pengembangan X-51A WaveRider akan menghabiskan USD 140 juta (Rp 1,33 triliun).
Pada Mei 2010, Waverider melakukan uji terbang kali pertama dengan kecepatan 3.500 mil perjam (5.600 km perjam) selama 143 detik. Namun, pesawat kemudian tidak berfungsi sehingga uji coba diakhiri lebih cepat. Pada Juni 2011 uji coba pesawat itu dihentikan. Tetapi, AU AS telah berhasil mendapat sejumlah data pengembangannya.
Jika berjalan sesuai rencana, Waverider akan berakhir di Samudera Pasifik. Setelah terbang beberapa lama, pesawat itu akan dibiarkan jatuh dan tenggelam di laut. Menurut AU AS, programnya didesain sekali terbang. Lalu, pesawat dibiarkan hancur di akhir uji coba. (CNN/Dailymail.cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Piramid Hilang Terdeteksi Lewat Google Earth
Redaktur : Tim Redaksi