Ujicoba Nuklir, Iran Unjuk Kekuataan

Senin, 02 Januari 2012 – 10:26 WIB

TEHERAN--Iran terus menunjukkan perlawanannya terhadap ancaman Barat yang dimotori oleh AS. Sanksi ekonomi yang disiapkan oleh negara-negara Barat seolah dianggap angin lalu. Buktinya, kemarin (1/1) militer Negeri Para Mullah tersebut menguji coba rudal jarak menengah di tengah latihan perang di Selat Hormuz.

Tak hanya itu. Iran dilaporkan juga sukses membangun dan menguji coba batang bahan bakar nuklir untuk kali pertama."Batang nuklir yang terdiri atas uranium alami itu telah sukses diuji coba dan diradiasikan ke dalam inti reaktor program penelitian Teheran," tulis kantor berita FARS mengutip situs Badan Energi Atom Iran kemarin. Uranium alami digunakan sebagai bahan bakar pembangkit nuklir.

Sementara itu, uji coba rudal milik Iran justru dilakukan setelah Gedung Putih mengumumkan sanksi baru terhadap Teheran terkait program nuklirnya. "Hari ini (kemarin, Red), untuk kali pertama, sebuah rudal jarak menengah anti-radar berhasil ditembakkan dalam latihan perang oleh angkatan laut Iran," terang Juru Bicara Angkatan Laut Iran Komodor Mahmoud Mousavi.

"Rudal jarak menengah itu dilengkapi dengan teknologi mutakhir untuk melawan target-target yang dibidik dengan radar dan sistem pintar yang dibuat untuk mengganggu navigasi rudal," tambahnya.

Juru bicara militer juga mengumumkan bahwa kapal angkatan laut dan kapal selam Iran selanjutnya besok (2/1) akan melakukan manuver untuk menutup jalur strategis pendistribusian minyak di Selat Hormuz, jika mendapat perintah dari Teheran.

Jika diberlakukan, skenario itu akan berakibat fatal karena akan bersinggungan dengan patroli kapal perang AS di wilayah Teluk. Manuver militer tersebut memang sudah dijanjikan sebelumnya oleh Teheran jika AS dan Barat memperketat sanksi terkait program nuklirnya. 

Sabtu lalu (31/12) Presiden Barack Obama menyetujui pengetatan sanksi di bidang perbankan kepada Teheran. Dengan sanksi tersebut, perusahaan luar negeri diharuskan untuk memilih antara berbisnis dengan republik Islam itu atau AS. Sanksi tersebut dimaksudkan untuk memberikan tekanan pada penjualan minyak Iran. Sebagian besar dari pendapatan dari minyak itu diproses melalui bank sentral.

Namun, keputusan itu hanya dianggap gertak sambal oleh Teheran. Pasar minyak langsung bereaksi terhadap perkembangan di dekat Selat Hormuz. Harga minyak naik perlahan setelah Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Rahimi menegaskan bahwa tidak akan ada setetes minyak pun yang bisa melewati Selat Hormuz, jika sanksi baru diberlakukan kepada Teheran. (CNN/AFP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suvenir Kim Laris di Perbatasan Tiongkok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler