Ukuran Lingkar Pinggang Berkaitan dengan Risiko Kematian

Jumat, 11 April 2014 – 14:16 WIB

jpnn.com - STUDI terbaru menemukan keterkaitan antara ukuran pinggang yang lebar dengan risiko kematian. Penelitian itu menunjukkan bahwa kesehatan tidak hanya dipengaruhi indeks massa tubuh saja.

Hal itu diketahui dari penelitian Dr. James R. Cerhan dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, yang telah menganalisis 11 studi berbeda dengan melibatkan lebih dari 650 ribu partisipan dewasa. Para partisipan dalam studi yang dilakukan sejak Januari 1986 hingga Desember 2000 itu berusia 20 dan 83 tahun.

BACA JUGA: Banyak Minum Air Putih Tak Akan Bikin Langsing

Para partisipan dipantau rata-rata selama sembilan tahun. Selama masa itu, sebanyak 78.268 partisipan meninggal. Setelah melakukan analisis, peneliti menemukan adanya kaitan antara kematian mereka dengan ukuran lingkar pinggang.

Pria dengan lingkar pinggang 109 cm atau lebih, memiliki risiko kematian 50 persen lebih tinggi dibanding pria berlingkar pinggang di bawah 89 cm. Sedang untuk kalangan wanita, mereka yang berlingkar pinggang lebih dari 94 cm memiliki risiko kematian 80 persen lebih tinggi dibanding wanita yang berlingkar pinggang di bawah 68 cm.

BACA JUGA: Obsesi Terbesar Pria Ternyata Hanya Seks

Tim Dr. Cerhan juga mencatat, setiap kenaikan ukuran lingkar pinggang sebesar 5 sentimeter, maka risiko kematian meningkat sekitar 7 persen pada pria dan sebesar 9 persen pada wanita.

Yang kurang menyenangkan, bobot normal tidak akan menghindarkan seseorang dari risiko kematian itu. Baik berbobot normal maupun obesitas, ukuran pinggang yang lebih lebar sama-sama memperbesar risiko kematian.

BACA JUGA: Foto Selfie Bikin Kepercayaan Diri Hilang

"Sasaran utama kami adalah untuk mencegah keduanya, baik Indeks Massa Tubuh yang tinggi maupun lingkar pinggang yang lebar. Bagi pasien berpinggang lebar, memperkecil ukuran melalui olahraga dan diet, beberapa inchi pun, akan bermanfaat penting bagi kesehatan." kata Dr. Cerhan, seperti dilansir laman Huffington Post, Kamis (10/4).(fny/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Temukan Penyakit WhatsAppitis karena WhatsApp


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler