Pantauan Riau Pos (Grup JPNN) Ahad dini hari, gerombolan geng motor ini tampak melintasi Jalan Sudirman menuju Purna MTQ sekitar pukul 02.30 WIB. Dengan kecepatan tinggi, ratusan orang yang ada dalam gerombolan ini tampak beringas dan membawa berbagai senjata seperti balok kayu, besi dan samurai. Selang 15 menit kemudian, gerombolan ini kembali melintas, namun kali ini dari arah bandara menuju kota.
Dari informasi yang dihimpun, gerombolan geng motor ini berkeliaran membabi buta karena ada permasalahan diantara geng motor yang ada. Beberapa tempat yang diketahui menjadi lokasi terjadinya aksi kekerasan oleh kelompok geng motor ini adalah Jalan Diponegoro depan MAN 2 Model, di depan Purna MTQ Jalan Sudirman, dan Terminal AKAP.
Salah satunya seperti yang dituturkan Jasman, seorang security yang melihat keributan yang terjadi di depan Purna MTQ."Sekitar pukul 03.00 WIB. Mereka ada sekitar 200 an orang. Pengendara yang lewat dilempari pakai balok, setelah jatuh, dibacok," kata Jasman.
Ia menjelaskan, saat itu ketika keluar mencari makan, ia melihat ratusan orang yang menggunakan sepeda motor itu seperti mencari-cari lawan."Mereka itu dari XTC. Saya dengar dari percakapan diantara mereka, yang dicari itu Astek. Jadi kalau ada yang lewat dan dikira lawannya, dikejar dan dianiaya," lanjutnya.
Jasman beserta adiknya yang berkendara saat itu juga nyaris jadi korban. Anggota geng motor yang tidak senang melihat ia menolong dan menyuruh. pergi salah satu korban yang dibacok, melemparinya dengan balok besi."Melayang di depan kepala saya baloknya," imbuhnya. Setelah berhasil lari dari kejaran geng motor ini, Jasman beserta sang adik langsung bergegas ke Polda Riau untuk melaporkan apa yang dilihatnya."Kami ke Polda, dari Polda disuruh melapor ke Polresta," lanjutnya lagi.
Korban yang menderita luka serius di depan Purna MTQ ini diketahui bernama Febriandi (20) dan Ivan (21) warga Jalan Simpang Kualu. Mereka menderita luka bacokan pada bagian kepala dan jari salah satu jarinya putus. Saat itu, keduanya yang berkendara menggunakan sepeda motor Honda Beat tiba-tiba diberhentika oleh kelompok geng motor. Mereka ditanya apakah mereka anak Kualu."Kalian anak kualu," oleh salah satu anggota geng motor. Ketika mengiyakan pertanyaan itu mereka lalu dianiaya."Setelah kami jawab, kami langsung dibacok," ujar Ivan. Setelah dianiaya itu, keduanya lalu dilarikan ke rumah sakit. Ivan dirawat di Rs Bhayangkara dan Febriandi di Rs Eka Hospital untuk mendapatkan perawatan.
Sementara di depan MAN 2 Model Jalan Diponegoro, keributan terjadi saat geng motor sedang melintas di sana. Di sini, anggota geng motor yang melihat beberapa orang sedang duduk-duduk langsung berhenti dan membacok. Menurut informasi, di sini terdapat dua orang yang menjadi korban dan dilarikan ke RSUD Arifin Ahmad.
Di terminal AKAP keributan yang dilakukan geng motor terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu datang sekelompok geng motor menyerang sekelompok pemuda yang sedang nongkrong-nongkrong menonton balap liar. Seorang yang menjadi korban di sini adalah Dani (21), warga Jalan Garuda Sakti.
Ia langsung diserang begitu penonton balap liar yang ada di sana lari berhamburan. Akibat penyerangan ini, Dani menderita luka bacokan samurai di bagian kepalanya."Dia ditanya dulu, apakah dia anak Kualu, begitu dijawab dia langsung dibacok pakai samurai," ujar rekan korban, Boy Purba (20) saat ditemui di Rs Bhayangkara.
Diduga, ratusan geng motor ini menyisir beberapa jalan protokol yang ada di Pekanbaru untuk mencari pihak yang dianggap musuh. Terpantau, keresahan ini sudah tampak sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, warga sudah ada yang melihat kelompok geng motor berkonvoi membawa berbagai senjata. Sekitar pukul 01.30 WIB, kelompok ini juga tampak berkonvoi di Jalan Kaharuddin Nasution.
Razia besar-besaran sebenarnya sudah digelar Polresta Pekanbaru untuk mengantisipasi gerak geng motor. Bahkan, tiga jam sebelum pecahnya keributan yang dilakukan geng motor ini, Polresta beserta jajaran melakukan razia di beberapa titik.
Di sekitar Purna MTQ, Polresta Pekanbaru beserta Polsek Bukitraya mengamankan sekitar 28 sepeda motor. Di sini, razia digelar dari pukul 21.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB dengan menyisir jalur-jalur yang diduga menjadi lokasi berkumpulnya geng motor seperti, Jalan Parit Indah, Jalan Sudirman, hingga ke jalan masuk Bandara SSK II.
Beberapa kelompok pemuda yang nongkrong-nongkrong disergap. Mereka yang tidak dapat menunjukkan kelengkapan kendaraan langsung diamankan beserta kendaraannya."Sasaran kita geng motor. Kita berterimakasih kepada masyarakat atas bantuannya. Kita teteap himbau pada masyarakat agar menginformasikan jika mengetahui keberadaan geng motor," ujar Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang melalui Kasat Reskrim, AKP Arief Fajar Satria SH SIK sesaat usai razia.
Razia serupa juga dilakukan jajaran Polsek Tampan di Jalan Naga Sakti disekitar Main Stadium (Stadion Utama) Riau. Disini, razia digelar sejak pukul 22.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Sekitar 27 sepeda motor diamankan dari pengendara yang melintas dan tak memiliki kelengkapan kendaraan. Tampak mayoritas dari mereka yang diamankan adalah pelajar dan anak dibawah umur, bahkan tiga orang pelajar selokah dasar juga terjaring.
Beberapa pengendara yang takut terhadap razia ada yang mencoba menghindar dengan membahayakan keselamatan diri dan orang lain. Salah satunya dilakukan oleh Aldi (20), warga Jalan Lobak. Ia yang mengendarai sepeda motor Jupiter nekat memutar dan menabrak anggota yang menghentikannya. Setelah diamankan, ia mengaku takut karena baru saja selesai minum tuak."Takut lihat razia, karena tadi habis minum tuak," ujarnya tertunduk.
Kapolsek Tampan, Kompol M Idris SAg kepada wartawan mengatakan, bahwa razia ini digelar dalam rangka menertibkan anggota geng motor serta kendaraan yang tidak dilengkapi surat-surat."Sepeda motor tersebut jika sudah dilengkapi bisa di ambil pada hari Senin. Dan jika tidak bisa menunjukkan akan ditahan hingga sidang," ujarnya.(Ali)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Padang Resmikan Museum Gempa
Redaktur : Tim Redaksi