Ulah Orang-orang Tajir Saudi Bikin Jengkel Warga Eropa

Senin, 27 Juli 2015 – 06:08 WIB
LAYANAN VIP: Polisi Prancis berdiri di dekat pengumuman resmi yang menyatakan bahwa Pantai La Mirandole Vallauris Golfe-Juan, Prancis, ditutup untuk umum kemarin. (Reuters/ Jean-Paul Pelissier)

jpnn.com - PENDUDUK Arab Saudi dikenal kaya raya, berkat minyak yang melimpah. Mereka kerap menghabiskan kekayaannya di Eropa. Namun, kelakuan mereka yang kerap pongah membuat gerah penduduk sekitar.

Sebuah papan pengumuman terpampang di dekat pintu masuk vila milik Raja Salman dari Arab Saudi. Isinya adalah penutupan area pantai di sekitar vila di Riviera, Prancis, tersebut. Penjagaan cukup ketat pun dilakukan.

BACA JUGA: Satu Keluarga Tewas Disambar Petir, Empat Diantaranya Anak-anak

Bukan tanpa alasan vila tersebut dijaga dan area pantainya ditutup untuk umum. Raja Salman bakal berkunjung untuk berlibur. Agar tidak ada gangguan dari orang lain, area pantai dan sekitar vila disterilkan.

Raja Salman tidak datang sendiri. Dia berkunjung bersama anggota keluarganya, orang-orang terdekatnya, dan para pejabat lain. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai seribu orang. Sekitar 300 orang terdekatnya tinggal di vila tepi pantai tersebut bersamanya, sedangkan 700 orang lainnya tinggal di hotel-hotel di Cannes.

BACA JUGA: Astaga, ISIS Kini Gunakan Ayam Bunuh Diri untuk Mengebom Musuh

Rombongan tiba di Bandara Nice Sabtu (25/7) dengan menggunakan dua pesawat Boeing 747s milik Saudi Arabian Airlines. Rencananya, mereka tinggal di vila supermewah tersebut selama tiga minggu.

Kedatangan rombongan Raja Salman itu disambut baik oleh para pelaku ekonomi. Terutama hotel-hotel dan pertokoan di Cannes. Sebab, biasanya orang kaya Saudi terkenal royal dan suka berbelanja. Bukan hanya itu, ratusan penduduk Saudi yang lain juga akan berdatangan ke Prancis mengikuti raja mereka untuk berlibur.

BACA JUGA: Bunuh Diri, Wanita Ini Terjun dari Ketinggian 55 Meter, Alhamdulillah Masih Hidup

’’Mereka adalah orang-orang dengan daya beli yang besar,’’ ujar Presiden Asosiasi Manajer Hotel di Cannes Michel Chevillon.

Sayangnya, tidak semua orang berbahagia. Penutupan pantai di area vila membuat berang sejumlah pihak. Lebih dari 100 ribu orang menandatangani petisi untuk menolak penutupan pantai yang dijuluki La Mirandole tersebut.

’’Kami mengingatkan bahwa zona alam ini adalah milik umum yang seharusnya bisa diakses untuk kepentingan semua orang. Baik itu penduduk, turis, warga Prancis, warga asing, maupun orang yang sekadar lewat,’’ tulis petisi itu.

Bukan hanya penduduk lokal yang protes dan mengajukan petisi. Wali Kota Vallauris Michelle Salucki juga mengajukan protes secara tertulis kepada Presiden Prancis Francois Hollande. Penyebabnya, bawahan Raja Salman telah membuat bangunan di area pantai yang bukan wilayah mereka.

Bangunan tersebut digunakan untuk menghubungkan lift langsung dari kamar Raja Salman di vila menuju pantai. Mereka berjanji untuk membongkarnya setelah Raja Salman pulang. Selain lift, orang-orang Saudi melarang orang mendekat dari arah laut. Batasannya adalah 300 meter dari bibir pantai.

’’Kami mengerti terkait alasan keamanan dan kepentingan negara yang lebih besar. Tapi, tidak ada seorang pun yang bisa membebaskan dirinya dari hukum di tanah yang mereka pijak,’’ ujar Salucki.

Secara terpisah, beberapa wilayah di Inggris juga dibuat pusing oleh penduduk Timur Tengah setiap tahun. Itu terjadi karena pemuda Saudi, Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab dengan mobil-mobil mewah mereka kerap berlaku seenaknya.

Saat ini, dewan wilayah di Kensington dan Chelsea tengah menggodok aturan baru. Dalam aturan tersebut, pengendara yang kebut-kebutan, meraung-raungkan mesin mobil, memutar musik keras-keras, mengklakson secara terus-menerus akan dikenai pasal kriminalitas.

Biasanya, pemuda Saudi yang kaya raya memamerkan mobil-mobil mewah seperti Lamborghinis, Rolls Royce’s, dan Ferrari di jalanan Kensington serta Chelsea. Mereka kerap kebut-kebutan, parkir sembarangan, membunyikan klakson sembarangan, serta menyalakan mesin saat mobil tengah berhenti.

Tindakan mereka kerap membuat penduduk sekitar naik pitam. Para pemuda Saudi itu biasanya berdatangan mulai pertengahan Ramadan untuk berbelanja Lebaran. Tidak jarang, mereka tinggal untuk waktu yang cukup lama.

’’Ini sudah menjadi masalah selama bertahun-tahun. Kami ingin mencari jalan keluar dari masalah ini melalui aturan perlindungan area publik (PSPO). Penduduk telah menahan diri terlalu lama,’’ ujar Kepala Dewan Kensington dan Chelsea Nick Paget-Brown. (AFP/Reuters/CNN/Daily Mail/sha/c6/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru Buka, Online Shop Jual Sperma Ini Langsung Diserbu Ribuan Pendonor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler