jpnn.com, JAKARTA - Para ulama dan habib se-Jabodetabek memanggil pemuka dan tokoh agama Islam untuk menyampaikan pesan yang menyejukkan umat dan menjaga keutuhan NKRI.
Para ulama dan habib dari Jakarta dan sekitarnya itu menyampaikan keprihatinan mereka terhadap potensi polarisasi umat akibat memanasnya suhu politik menjelang pengumuman real count oleh KPU pada 22 Mei.
BACA JUGA: Real Count KPU Pilpres 2019: Jateng Jokowi â Maâruf 14 Juta, Jabar Prabowo â Sandi 10 Juta
BACA JUGA : Update Real Count KPU: Mendekati 80 Persen, Prabowo - Sandi Masih Tertinggal Jauh
Hal ini disampaikan dalam acara silaturahmi di kawasan Ampera, Jakarta Selatan. Para tokoh agama tersebut yakin baik Jokowi maupun Prabowo menghormati proses politik yang berjalan di KPU.
BACA JUGA: Real Count KPU: Tertinggal 14,2 Juta, Prabowo Siap Menyerah pada Jokowi?
"Saya percaya bahwa Pak Jokowi dan Pak Prabowo negarawan sejati yang cinta tanah air," ujar salah satu tokoh ulama KH. Syarif Rahmat.
BACA JUGA : Ketua KPU: Kabar Petugas KPPS Meninggal Diracun Hoaks
BACA JUGA: Real Count KPU Pilpres 2019: Bali Tuntas, Prabowo â Sandi Jeblok Banget
Sementara itu, salah satu ulama yang turut hadir dalam acara silaturahmi tersebut, KH. Muhyidin Ishaq, mengingatkan para mubalig dan ustaz menyampaikan pesan-pesan yang kondusif kepada masyarakat sambil menunggu KPU.
"Kami meminta habaib dan pemuka agama untuk jadi penggerak dalam Islah, rekonsiliasi, kita inginkan agar ada rekonsiliasi nasional," ujarnya.
Dia merujuk kepada upaya kelompok tertentu menggunakan umat Islam untuk mendukung pemenangan pertarungan politik dalam pemilu 2019 ini.
Para kiai dan habaib yang hadir pada acara itu juga mendeklarasikan empat pernyataan sikap berikut:
1. Meminta kepada seluruh komponen bangsa untuk menunggu dan menghormati hasil real count yang dilakukan oleh KPU.
2. Meminta kepada seluruh komponen bangsa untuk menghindari tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Meminta kepada aparat penegak hukum, baik Polri maupun TNI untuk menindak tegas pihak yang melakukan tindakan yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Bertekad mempertahankan NKRI sebagai satu-satunya wujud negara kita dari Sabang sampai Merauke dibawah Pancasila dan UUD1945.
Sebelumnya, pada acara Acara Multaqa Ulama Habaib dan Cendikiawan Muslim se DKI Jakarta yang diadakan di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Selatan, Rabu (08/05), sekitar 350 pemuka agama Islam menolak upaya mendelegitimasi KPU dan tindakan yang melawan hukum.
"Kita mengajak semua komponen anak bangsa untuk mencegah kemudharatan, itu lebih didahulukan daripada mengambil sebuah kemaslahatan," kata KH Syamsul Maarif, Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta.
Para petinggi Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia dan dunia mulai menyuarakan keprihatinannya terhadap upaya kelompok tertentu menunggangi umat Islam.
KH Syamsul mengingatkan para politiku yang merasa ada kecurangan dalam pemilu April 17 lalu, memprosesnya melalui jalur hukum yang disediakan. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Real Count KPU 70 Persen: Selisih Suara Jokowi Vs Prabowo Tembus 13,5 Juta
Redaktur & Reporter : Natalia