Ulama Indonesia Tidak Akan Mengubah Pancasila

Rabu, 16 Agustus 2017 – 02:58 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama para ulama sebelum berceramah dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72 tahun 2017 di Wisma Perdamaian Gubernur, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Puspen TNI

jpnn.com, SEMARANG - Tidak akan ada Ulama Indonesia yang mempunyai pikiran dan berkeinginan mengubah Pancasila yang merupakan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Alasannya, kemerdekaan Republik Indonesia ini direbut oleh seluruh komponen bangsa termasuk para Ulama, Kiai dan Santri.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah “Tausiyah Kebangsaan” dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 tahun 2017 di Wisma Perdamaian Gubernur, Jalan Tugu Muda Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/8) malam.

BACA JUGA: Asyik, Para Komandan Bernostalgia di Geladak KRI Dewaruci

Dalam acara ini, hadir sekitar 20.252 orang dari kalangan ulama, tokoh masyarakat, tokoh agama dan santri serta masyarakat.


Lebih lanjut, Jenderal Gatot menuturkan Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa dalam merumuskan ideologi negara Pancasila dan itu sudah final. Tidak boleh diubah lagi.

BACA JUGA: Mendagri Bakal Ajak Anak Buah Cetak Rekor MURI demi HUT RI

“Kalau ada ulama atau pihak-pihak yang akan mengubah Pancasila dengan ideologi lain, mereka pasti orang-orang yang sudah disusupi dari luar dan dibayar untuk merusak atau memecah belah bangsa Indonesia,” tegas Panglima TNI.

Menurutnya, Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dari nilai-nilai luhur dan budaya bangsa Indonesia termasuk didalamnya nilai-nilai religius (ketuhanan) yang disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan.

Karena itu, Jenderal Gatot merasa aneh kalau sekarang tiba-tiba muncul ada oknum dengan berpakaian ulama, tetapi bahasanya mempengaruhi masyarakat ingin mengubah Pancasila.

“Ini perlu kita waspadai. Pasti itu bukan Ulama Indonesia, melainkan Ulama dari luar yang dibayar untuk merusak Pancasila dan keutuhan NKRI,” tegasnya.

Di sisi lain, Panglima TNI mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa patriot yang berjiwa kesatria. Disamping itu, rakyat Indonesia juga memiliki karakter gotong royong, yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

BACA JUGA: PSK Berlomba Menghafal Pancasila, Beginilah Hasilnya



“Rakyat Indonesia akan melawan, bila ada yang mengusik rasa kebangsaannya karena di tubuhnya mengalir darah kesatria yang dibuktikan dengan setiap suku bangsa Indonesia memiliki tarian perang dan senjata perang untuk mempertahankan diri,” ujar Panglima TNI.

Panglima TNI menyampaikan perjuangan rakyat yang beratus-ratus tahun lamanya tidak membuahkan hasil, karena masih bersifat kedaerahan.

“Para pejuang, tokoh agama dan pemuda menyadari hal itu, maka muncul rasa persatuan dan kesatuan dalam perjuangan hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928, dan hannya memerlukan waktu 17 tahun kemerdekaan Indonesi bisa direbut,” tandasnya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Membaca 72 Tahun Indonesia Merdeka


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler