Ulama Seluruh ASEAN Kompak Waspadai Ancaman ISIS

Jumat, 22 Juli 2016 – 15:32 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA - Ulama se-ASEAN tidak tinggal diam dalam mewaspadai ancaman kelompok militan ISIS yang menjadikan Asia Tenggara target aksi terorisme. Para ulama itu mengutuk keras aksi terorisme ISIS yang mengatasnamakan Islam.

"Pandangan kita sebagai penganut ahlus sunnah waljamaah tidak bisa membenarkan segala tindakan kekerasan terlebih penghancuran terhadap umat yang mengatasnamakan agama seperti yang diancamkan ISIS,” kata Andi Samsul Bahri, Direktur Pengkajian Pemahaman Ahlus Sunnah Waljamaah Brunei Darussalam, Jumat (22/7).

BACA JUGA: HEBAT! Prajurit TNI di Afrika Terima Medali PBB

“Karena pada dasarnya agama diturunkan oleh Allah SWT untuk membereskan akhlaq manusia yang rusak pada zaman itu sehingga akan menjadi manusia yang baik dalam hablum minannas dan hablum minnallah," imbuhnya

Namun demikian, ia tidak bisa memungkiri bahwa banyak terjadi pengeboman dimana-mana menyeret nama Islam. Menurutnya, kelompok-kelompok keras dan melenceng dari pengajaran ahlus sunnah waljamaah telah membuat semacam kekacauan.

BACA JUGA: Perempuan di Manila Kini Merasa Lebih Aman

Tentu saja ini tidak bisa dibiarkan. Karenanya, kalangan ulama dan kaum terpelajar harus menghimpun kekuatan bersama untuk melawan dan melawan propaganda dengan banyak cara. Harapannya, kelompok berpaham radikalisme ini tidak berkembang.

Terkait dengan banyaknya kejadian bom bunuh diri di bulan Ramadan dan Idulfitri di Madinah, Turki dan Indonesia, Andi menilai hal itu jelas memperlihatkan bahwa kelompok radikal ini telah melenceng dari pengajaran Islam yang sebenarnya.

BACA JUGA: Pria Ditangkap setelah Anjing Peliharaannya Terbukti Positif Konsumsi Meth

"Tugas kita sekarang untuk terus bersama memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat agar dapat terhindarkan dari pemahaman keliru tersebut," imbuhnya.

Memperhatikan berbagai fenomena belakangan ini bahwa kelompok radikal menggunakan internet (dunia maya) untuk melakukan sebaran kepada masyarakat, ia menyarankan kalangan ulama dan kaum terpelajar memperbanyak tulisan di berbagai media untuk melakukan kontra propaganda.

Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat memilah dan memahami mana yang benar dan yang tidak sehingga masyarakat tidak terjerumus ke dalam pemahaman yang keliru tentang berbagai amalan yang ada dalam Islam itu sendiri.

"Saya pribadi sangat mengapresiasi kinerja daripada BNPT yang telah berusaha bekerja sebaik mungkin untuk menjaga masyarakat Indonesia agar terhindar daripada terorisme yang selalu mengatasnamakan agama," pungkas Andi.

Hal senada diungkapkan Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya Muhibbin Zuhri. Menurutnya, ke depan ancaman terorisme makin serius dan sebarannya akan lebih luas. Karena itu bangsa Indonesia harus lebih waspada, terutama aparat negara agar kapasitas koordinasi intelijen ditingkatkan.

"Sisi lainnya, kita harus melakukan upaya preventif dan kognatif melibatkan responen masyarakat yang sudah clear, baik pemahaman agama maupun nasionalismenya,” kata Muhibbin.

“Juga dengan program deradikalisasi yang terintegrasi baik di sektor pendidikan maupun di aktivitas sosial lainnya yang melibatkan organisasi kemasyarakatan keagamaan. ini semua dalam rangka menanggapi isu radikalisme tidak begitu saja ada," ungkap Muhibbin.

Menurutnya, perlu dicermati kegiatan yang mengarah pada ideologisasi paham radikal, baik lewat media sosial melalui program keagamaan. Untuk melakukan itu, negara tidak bsa melakukan sendiri tanpa bersinergi dengan masyarakat.

Terkait rangkaian dan ancaman teror selama bulan Ramadan dan Idulfitri, Muhibbin menilai, pesan kelompok radikal itu masih sama. Terbukti sasaran mereka masih rumah ibadah, baik nasrani maupun islam.

"Prinsipnya terorisme ingin membangun citra Islam sebagai agama yang penuh dengan kekerasan. Kita sangat dirugikan dari kelompok ini karena itu umat Islam harus mengerti yang begini-begini ini. jangan sampai ada generasi kita yang masuk jaringan mereka. Kalau kita melihat teori konspirasi, ini konspirasi besar untuk menjatuhkan citra islam di mata internasional," ungkap Muhibbin. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Gadis Tanpa Lengan dan Kaki, Hidup di Dalam Baskom Plastik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler