Ulama Timur Tengah Kampanyekan Deradikalisasi di Banyuwangi

Sabtu, 29 Maret 2014 – 15:52 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama para syeh dari timut tengah. FOTO: Ist

jpnn.com - BANYUWANGI – Upaya menekan tumbuhnya radikalisme dan terorisme terus dilakukan, termasuk oleh para ulama Timur Tengah yang tergabung dalam International Conference of Islamic Scholars (ICIS). Para ulama itu singgah di Banyuwangi dari Jumat (28/3) hingga Sabtu pagi (29/3).

”Terus terang kami prihatin dengan masih maraknya radikalisme dalam satu dekade terakhir. Di sini kami bersama para ulama-ulama ahlusunnah wal jamaah terus menyebarkan nilai-nilai Islam moderat,” ujar Sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi. 

BACA JUGA: Sejumlah SKPD Tolak Serahkan Data Honorer ke Tim Verifikasi

Menurut Hasyim, radikalisme dan terorisme harus dilawan karena justru bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang sejatinya adalah rahmat bagi seluruh alam. ”Pemikiran Islam yang moderat harus membumi di Indonesia, khususnya di kalangan Nahdliyin,” ujar mantan ketua umum PB Nahdlatul Ulama (NU) tersebut.

Di Banyuwangi, para ulama Timur Tengah bertemu dan berdiskusi dengan para tokoh agama, aktivis, dan intelektual setempat. Dari Banyuwangi, para ulama Timur Tengah tersebut kemudian melanjutkan perjalanan ke Situbondo untuk menggelar konferensi tentang Islam yang moderat di Pondok Pesantren Salafiyyah Syafiiyah. Sejumlah ulama terkenal turut hadir, di antaranya Prof Dr Wahba Suhaili dari Damaskus, pengarang lebih dari 200 kitab, termasuk Tafsir Munir yang sangat terkenal di kalangan pesantren.

BACA JUGA: Pemakzulan Bupati Karo Terganjal Dokumen

Selain itu, hadir Syeikh Ali Jumah (Mesir), Syeikh Ahmad Badrudin Hassoun (Syria), Dr. M. Yisif (Maroko), Syeikh Abdul Karim Dibaghi (Aljazair), Syeikh Mahdi Bin Ahmad Assumaidi (Irak), dan Dr. Moh. Imaroh (Mesir).

Hasyim mengkritisi pendekatan pemerintah yang hanya menangkal terorisme dengan solusi pada aspek hilir, yaitu penangkapan para pihak yang diduga terlibat jaringan teroris. Padahal, aspek hulu, yaitu pemahaman terhadap Islam yang ramah tidak kalah penting.

BACA JUGA: Banyak Sepatu Tentara Melepuh Saat Padamkan Api di Riau

”Karena itulah, kami getol mengampanyekan Islam yang moderat, termasuk bersama para ulama Timur Tengah ini. Kami ke daerah untuk dialog dan meneguhkan paham Islam yang menebarkan rahmat bagi semua,” jelas Hasyim.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menuturkan, radikalisme dan terorisme selama ini telah merusak citra Islam dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. ”Radikalisme bisa meretakkan bangunan kebangsaan kita. Dari Banyuwangi kami mendorong kampanye Islam yang sejuk dan menyejukkan bagi semua,” ujar Anas yang juga ketua umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (NU) Jatim tersebut.

Menurut Anas, upaya deradikalisasi harus dilakukan secara terintegrasi. Tidak bisa asal menyalahkan pihak-pihak yang dinilai radikal dan terlibat aksi terorisme. Upaya deradikalisasi jangan dilakukan secara tendensius dengan memojokkan pihak-pihak tertentu. 

Sehingga, upaya deradikalisasi tidak malah membuat konflik baru yang menghadap-hadapkan kelompok moderat versus kelompok radikal. ”Dari sisi hulu, mulai dari pemahaman agama sampai masalah-masalah keadilan sosial-ekonomi juga harus dituntaskan, sehingga bibit-bibit radikalisme bisa ditangkal. Penanganannya memang harus imparsial, harus terintegrasi,” jelas Anas.

Di Banyuwangi, secara rutin digelar pertemuan para tokoh agama yang melibatkan seluruh elemen, mulai dari NU, Muhammadiyah, LDII, hingga organisasi lain. Pertemuan lintas agama juga rutin dilakukan per tiga bulan. Pertemuan itu digelar untuk menyatukan tekad mewujudkan kehidupan yang saling menghormati. ”Sehingga semua rukun dan guyub,” pungkas Anas. (eri/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SPT Jatim I Baru 60 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler