jpnn.com, DENPASAR - Umat Hindu Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Lantamal V, Koarmada II, khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya yang beragama Hindu merayakan Hari Suci Tumpek Landep pada Sabtu (25/5/2019).
Perayaan ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali, saat Saniscara Kliwon Wuku Landep, di Markas Komando (Mako) Lanal Denpasar Jalan Raya Sesetan 331 Denpasar Bali, Sabtu (25/5) pagi.
BACA JUGA: Sambut Hari Jadi Ke-58, Kolinlamil Gelar Bazar Murah
Dalam kegiatan tersebut dilaksanakan upacara penyucian barang-barang yang terbuat dari besi, misalnya mobil, senjata atau barang lainnya yang terbuat dari logam besi. Upacara perayaan Tumpek Landep ini dipimpin oleh Pendeta Hindu Lanal Denpasar.
BACA JUGA: Data Peradah Mengenai Umat Hindu Bikin Jokowi Terkejut
BACA JUGA: Pesan Kolonel Agam Saat Pimpin Sertijab Tiga Komandan Kapal Perang TNI AL
"Kami adakan persembahyangan suci sebagai bentuk terima kasih kepada Hyang Pasupati," kata Komandan Satuan Markas (Dansatma) Lanal Denpasar Bali, Kapten Laut (P) Ketut Pastika.
BACA JUGA: Kapal Perang AL Prancis Merapat di Pelabuhan Benoa Bali, Nih Misinya
Menurut dia, melalui upacara yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali itu diharapkan memberikan tuntunan kepada para personel di dalam menggunakan senjata atau kendaraan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Hari "Tumpek Landep" di Pulau Dewata dirayakan setiap Saniscara Kliwon Wuku Landep. Namun masyarakat umum mengenal perayaan itu dengan "Tumpek Landep" sebagai "hari ulang tahun besi" atau penyucian terhadap semua benda yang terbuat dari besi atau logam.
"Tujuannya untuk bersyukur sekaligus terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Hyang Pasupati," tambahnya.
Perayaan Tumpek Landep diawali dengan persembahyangan bersama yang diikuti oleh personel dan umat Hindu di Pura Amarta Bhuana lingkungan Mako Lanal Denpasar Bali dengan dipimpin oleh pendeta Hindu.
Tumpek Landep berasal dari kata Tumpek dan Landep. Tumpek berarti tampek atau dekat dan Landep yang berarti tajam. Menurut dari postingan Ida Pedanda Gede Made Gunung saat masih nyeneng (semasih hidup), dalam konteks filosofis, Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran).
Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk Dijelaskan, Tumpek Landep merupakan hari raya pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewanya taksu.
Jadi, setelah memperingati Hari Raya Saraswati sebagai perayaan turunnya ilmu pengetahuan, umat memohonkan agar ilmu pengetahuan tersebut bertuah atau memberi ketajaman pikiran dan hati Tumpek Landep adalah tonggak untuk mulat sarira/introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran - ajaran agama Hindu.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pushidrosal Gelar Survei Hidro-Oseanografi di Perairan Temajuk, Nih Tujuannya
Redaktur & Reporter : Friederich