jpnn.com, JAKARTA - Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, salah satu kampus swasta ternama di Indonesia, ikut serta memberikan bantuan kepada para pengungsi tsunami di Selat Sunda yang terjadi 22 Desember 2018 lalu.
Bentuk kepedulian yang diberikan berupa kegiatan kemanusiaan, dengan menyalurkan bantuan langsung berupa bahan pangan dan pakaian, selimut serta kebutuhan bayi.
BACA JUGA: Menteri Yohana: Mereka Sudah Kuat dan Mampu Bangkit
“Ini merupakan bentuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat. Bantuan ini tentu saja bertujuan untuk meringankan beban para pengungsi, yang saat ini masih berada di tenda-tenda pengungsian,” kata Ketua UMB Peduli Dr Yuli Harwani, Sabtu (29/12).
Konvoi bantuan dilepas oleh Direktur Sumber Daya UMB Dr Augustina Kurniasih, di Jakarta, Kamis 27 Desember 2018. Bantuan kemanusiaan ini merupakan hasil dari kerja sama seluruh civitas UMB, Yayasan, dan DKM Manarul ‘Amal UMB.
BACA JUGA: UMB Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Tsunami Sulteng
Seluruh bantuan dibawa dan diberikan langsung oleh Karo SDM Junaedi didampingi Karo MGS Trival Apriadi, Pengurus DKM Dr Achmad Jamil dan Dr Mujiono. Bantuan disalurkan ke posko-posko yang berada di daerah Pandeglang, Banten.
BACA JUGA: Pesan Andra and The Backbone Hadapi Kemajuan di Era Digital
Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, daerah terdampak tsunami paling parah. Foto: Raka Denny/Jawa Pos
Abdul Latif, Komandan Posko BNPB Sumur yang menerima dan menyalurkan bantuan dari UMB menyatakan terima kasih atas perhatian dunia kampus dalam membantu saudara-saudara sebangsa yang sedang mendapat musibah.
Daerah Sumur masuk wilayah terparah terkena dampak tsunami. Untuk menuju ke posko-posko di kawasan ini harus melalui jalan yang rusak.
Bantuan diberikan juga ke Posko relawan LLDikti, Wilayah III di SMKN 3 Pandeglang. Kordinator Posko, Imam Yuwono menyatakan rasa terima kasih atas perhatian dunia kampus di Jakarta, yang datang ke Banten sebagai bentuk solidaritas, silaturahmi dan semangat berbagi.
Salah seorang pengungsi, Asman, 51, warga Sumur menceritakan pada saat peristiwa tsunami rumah yang tempat tinggalnya roboh dihantam air laut melukai istrinya Sarnah 43 dan adik perempuannya Siti, 35.
Bantuan yang datang menurutnya bisa mengurangi bebannya karena seluruh harta benda berikut rumah habis disapu tsunami. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibuka HB X, Mbak Titiek dan Mensos, Jogja Patriot Run Heboh
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad