UN Terparah, Ganggu Mental Siswa

Jumat, 19 April 2013 – 07:00 WIB
MATARAM--Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun ini benar-benar parah. Setelah tertunda 3 hari, kembali terjadi penundaan pelaksanaan menjadi siang hari. Selain itu, pada hari pertama UN kemarin, soal UN yang diterima kurang. Panitia pun terpaksa memfotokopi naskah soal tersebut.

Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh yang meninjau jalannya UN di SMAN 4 dan SMAN 8 Mataram tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Bahkan sejak awal orang nomor satu di Kota Mataram ini mengaku galau dengan penundaan UN yang mendadak.

‘’Bisa dilaksanakan walaupun dengan rasa kecewa yang masih ada,’’ katanya, Kamis (18/4).

Dikatakan, siswa yang mengikuti UN harus mengerjakan soal siang hari. Beberapa soal harus di fotocopi karena kurang. Upaya tersebut harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan soal.‘’Saya sudah meminta jaminan supaya soal dijamin kerahasiaan,’’ tukasnya.

Wali kota menegaskan, sebelum soal tersebut digandakan, dia sudah meminta jaminan. Setelah ada jaminan tersebut, baru diizinkan untuk menggandakan.
‘’Jangan sampai nanti jadi preseden buruk. Semua sudah ikut mengawal,’’ tukasnya.

Penundaan dan kekurangan soal ini, diharapkan tidak menganggu kelancaran pelaksanaan UN. Bagi para peserta UN tidak terganggu psikologisnya.
‘’Hadapi dengan tenang. Sudah dipersiapkan jauh hari,’’ bebernya.

Ditambahkan, sekolah telah menyiapkan siswa dari sisi kemampuan akademik maupun mental. Semua sekolah serentak melaksanakan UN di Kota Mataram.
‘’Ada memang yang terlambat sedikit. Semua sudah bisa dilaksanakan,’’ imbuhnya.

Kedatangan orang nomor satu di Kota Mataram didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) H Ruslan Effendy juga menyaksikan aktivitas siswa di masing-masing kelas.

Kepala SMAN 4 Mataram Abdurrasyidin  menyebut ada 13 kelas yang menjadi ruangan UN. Hari pertama UN SMA/MA untuk jurusan IPA mata pelajaran Kimia dan Biologi, sementara jurusan IPS mengujikan Geografi dan Sosiologi, sedangkan jurusan Bahasa mata pelajaran Antropologi dan Sastra Indonesia.

Sementara itu di Lombok Tengah, Universitas Mataram (Uram) sebagai pengawas tidak bisa menjamin UN tahun ini terlaksana secara bersih dan jujur. Unram menilai pasti ada saja kebocoran soal, dan kunci jawaban. Pasalnya, penggandaan soal dilakukan karena soal yang ada kurang.

Sementara itu pada program studi Bahasa ditingkat SMA/MA terpaksa ditunda pelaksanaan UN hingga tanggal 29 April mendatang karena soalnya tidak ada. Persoalan lain juga muncul, setiap kepala sekolah, guru dan panitia berebutan mengambil soal yang disiapkan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Loteng di Gedung KONI.

Dari pantauan langsung Lombok Post, sejumlah panitia dari sekolah berebutan soal untuk pelaksaan jadwal UN jam kedua. Sementara, jam pertama sudah terlaksana sejak pukul 13.00 wita. Aparat kepolisian, dan pegawas UN pun hanya bisa melihat dan memantau saja. Satu persatu berkas soal diambil, lalu dibawa ke sekolah masing-masing. Saat dibawa disekolah itulah, Unram mengaku tidak menjamin UN tahun ini terlaksana dengan bersih.

“Ini menjadi pelajaran buat pemerintah, kalau bisa percetakan soal dan kunci jawaban itu diserahkan saja ke daerah. Jangan terpusat seperti ini,” kata Anggota Pengawas Unram DR Sahnan SH, M. Hum pada Lombok Post (Grup JPNN).

Menurutnya,  pembuatan soal dan kunci jawaban yang dilakukan secara terpusat sebagai bentuk menjalankan kepentingan ekonomi dan bisnis.“Ini hanya bisnis saja, sehingga keuntungan mereka yang dapat. Daerah yang justru rugi,” katanya.

Bagi Sahnan pelaksanaan UN tahun ini merupakan sejarah buram dunia pendidikan. “Kalau terjadi pelanggaran, jangan salahkan daerah. Siapa suruh soal telat datangnya,” kata dosen Fakultas Hukum Unram tersebut.

Di Gedung KONI Loteng, sejumlah kepala sekolah, dan guru mengusulkan agar UN lebih baik ditunda karena terlihat dipaksakan. Soal yang kurang membuat mental siswa terganggu.

 “Kami bingung dengan UN tahun ini, sudah soal kurang, terus berebutan untuk dapat soalnya,” kata Kaek SMAN 4 Praya H Supardi.

Sementara itu, Kadis Dikpora Loteng HL Idham Halid dan Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Dikpora Loteng Lalu L. Jayadi hanya melihat sejumlah panitia dari sekolah berebutan soal. Tidak satu pun mau berkomentar terkait persoalan tersebut.

Kembali tertundanya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk pelajar SMA sederajat memicu kekesalan dan kekecewaan di kalangan pelajar di Lombok Utara. Mereka menyayangkan UN yang dijanjikan berlangsung pada Kamis pagi kemarin, harus molor menjadi pukul 13.00 wita.

“Kita sudah siap pagi-pagi ternyata molor lagi. Sebenarnya UN ini benar-benar serius atau hanya main-main,” demikian lontaran pertanyaan dari Fahmi Sukirnaja, siswa kelas 3 IPS I MA Sunan Kalijaga, Kecamatan Tanjung.

Diketahui, tertundanya UN selama beberapa jam tersebut lantaran sejumlah SMA/MA di provinsi di NTB belum sepenuhnya mendapatkan naskah UN. Di KLU sendiri, sebanyak 4 MA yang belum kebagian jatah naskah soal UN. Menyusul pengunduran waktu UN tersebut, pelajar MA Sunan Kalijaga pun memilih menyibukan diri dengan bersih-bersih ruang kelas.

“Dari pada tidak ada kerjaan, mending bersih-bersih. Ngapain belajar kalau UN sendiri tidak jelas,” keluh Fahmi.

Fahmi dan sejumlah rekannya merasa terbebani secara mental akibat carut marut pelaksanaan UN tahun ini. Mereka iri pada beberapa wilayah lain di Indonesia yang sudah hampir selesai melaksanakan UN dengan tenang. Sementara, nasib mereka sendiri tidak pasti dan terkesan digantung.  “Semua persiapan kita seolah buyar karena konsentrasi terpecah,” katanya.

Hal serupa juga diuraikan Ramadhan, rekan Fahmi. Ia mengaku sampai linglung mengenakan seragam sekolah lantaran konsentrasinya buyar akibat UN. Ramdahan mengaku, sudah matang mempersiapkan diri sejak jauh hari. Ia rutin memantapkan pengetahuannya dengan menjawab sejumlah soal latihan. Namun, seiring dengan pelaksanaan UN yang terkesan tidak serius, semangatnya pun semakin menjadi kendor.

“Ibaratnya, kita tidak perlu berjuang seratus persen. Orang pemerintahnya sendiri tidak maksimal,” tegasnya.

Rasa kecewa tidak hanya dari kalangan pelajar. Nurtadi, Kepala Sekolah setempat pun sangat menyayangkan situasi tersebut. Terlebih, sekolah sudah matang menyiapkan pelajarnya dalam menghadapi UN. Namun, kendala seperti ini, justru menjadi ancaman besar bagi kegagalan sisa-siswinya dalam menempuh UN.
“Kita sangat khawatir pada psikologis siswa. Terlihat sekali mereka terpukul atas penundaan UN ini,” katanya.

Nurtadi menjelaskan, sebanyak 46 peserta UN dikarantina di sekolah selama UN berlangsung. Mereka dibekali ilmu akademik maupun dipersiapkan secara mental. Karantina sendiri sudah memakan anggaran sekolah sebesar Rp 3,84 juta. Dikhawatirkan, jika terus mundur, dana semakin membengkak.

Kekecewaan serupa juga tergambar di SMAN 1 Tanjung. Sebagaimana dituturkan oleh Muh Fathurrahman selaku Wakil Kurikulum di sekolah tersebut. Ketika pelajar dikabarkan penundaan UN, sebagian besar dari mereka langsung mengeluh dan kembali ke rumah dengan ekspresi kecewa. “Mereka merasa dimain-mainkan. Padahal, inginnya UN segera dilaksanakan agar mereka bisa cepat plong alias lega,” kata Fathurrahman.

Pukul 13.00 wita, pelaksanaan UN untuk SMA/MA di KLU pun baru berjalan. Sayangnya, ujian kali itu hanya bisa diikuti oleh pelajar jurusan IPS dan IPA. Sementara, untuk pelajar jurusan Bahasa harus ditunda lantaran naskah soal UN belum tiba.

“Untuk mata pelajaran Bahasa baru akan dilaksanakan pada akhir April hingga awal Mei. Kita tidak berani memastikan karena takutnya distribusi soal kembali terganggu,”  kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (dikbudpora) KLU Adnan.

Berbeda dengan pelaksanaan UN SMAN/MA yang mengalami penundaan, UN untuk pelajar SMKN berlangsung sesuai jadwal yang ditetapkan. Pantauan koran ini, pukul 07.30 wita pagi kemarin, peserta UN di SMKN 1 Pemenang sudah mulai mengerjakan soal UN. Ujian di sekolah tersebut diikuti oleh 52 peserta. “Kita syukuri tidak ada kendala apapun sejauh ini. Semua berjalan lancar,” terang Kepaal SMKN 1 Pemenang I Nengah Sweta.(rur/feb/cr-dss/cr-uki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sodorkan Ujian Susulan untuk Atasi Penundaan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler