Unggulan yang Tak Diunggulkan

Senin, 11 Juni 2012 – 13:48 WIB
Pelatih Swedia, Erik Hamrén (kanan) bersama Zlatan Ibrahimović pada sesi latihan jelang laga melawan Ukraina. Foto: Getty Images

KIEV - Hasil imbang 1-1 yang dipetik co-host Polandia saat melawan Yunani di laga pembuka Euro 2012 menegaskan kembali problem klasik tim tuan rumah: sulit memantau kekuatan. Sebab, mereka masuk ke putaran final, bahkan menjadi unggulan, tanpa perlu berkeringat di babak kualifikasi.

Akibatnya, seperti dialami Polandia yang tampil dominan di babak pertama saat menghadapi Yunani, di babak kedua saat lawan mengubah gaya permainan menjadi lebih agresif, mereka kebingungan. Polandia kesulitan mencari pola alternatif karena tak terbiasa berada dalam tekanan sebuah laga kompetitif. Buntutnya, kesalahan demi kesalahan pun dilakukan.

Ukraina, tuan rumah Euro 2012, bisa jadi akan menghadapi problem serupa saat menjalani laga perdananya di Grup D melawan Swedia dini hari nanti (siaran langsung RCTI kickoff pukul 01.30 WIB). Sebab, selain tak terukur di kualifikasi, rentetan hasil uji coba jelang even empat tahunan yang dilakoni pasukan Oleg Blokhin tersebut juga jauh dari memuaskan.

Dari 19 pertandingan yang dilakoninya sejak Agustus 2010 sampai akhir Februari jelang Euro 2012, Ukraina hanya menang tujuh kali. Sisanya, delapan kali kalah dan tujuh kali imbang.

Memang, The Yellow-Blues bisa menahan imbang Belanda dan Jerman dalam uji coba. Namun, mereka juga kalah dari tim-tim besar seperti Brasil, Italia, Prancis, Uruguay, dan Republik Ceko.

Blokhin juga menyadari betul tekanan para pemainnya sebagai tim "unggulan yang tak diunggulkan." Karena itu, pria yang pernah menjadi pemain terbaik Eropa semasa aktif bermain itu akan memanfaatkan ekspektasi tinggi publik negaranya sebagai motivasi.

"Ya, itu seperti tornado yang bisa dengan mudah melontarkan kami ke arah yang tak tentu," ujar Blokhin pada situs resmi UEFA.

Blokhin pun menegaskan, timnya sudah sangat siap menjalani tiap partai berat di fase grup. Berbagai gangguan memang sempat menerpa. Di antaranya cedera yang menerpa sejumlah pilar. Bahkan, kiper Olexandr Shovkovsky dan bek Dmytro Chygrynskiy harus ditinggal karena tak kunjung bugar.
Beruntung Blokhin masih berkesempatan membawa para senior seperti Andriy Shevchenko dan Anatoliy Tymoshchuk. Pengalaman mereka diharapkan bisa jadi pendorong bagi para junior.

Kondisi Ukraina itu berbeda dengan Swedia. Tim Skandinavia tersebut lolos dari kualifikasi sebagai runner-up terbaik. Perjalanan mereka pun tergolong positif meski mengalami dua kekalahan di kualifikasi.

Tak banyak perubahan yang dilakukan Pelatih Erik Hamren sejak menangani Swedia. Dia masih bertumpu pada skema 4-4-2 yang ditinggalkan pendahulunya. Hanya, Hamren menjadikannya lebih ofensif.

Swedia juga nyaris tak menghadapi masalah jelang laga melawan Ukraina. Namun, baik Hamren maupun striker sekaligus kapten Zlatan Ibrahimovic memilih untuk menganggap timnya sebagai underdog.
 
"Mereka mendapat dukungan sebagai tuan rumah. Itulah alasannya mengapa mereka jadi favorit. Tak banyak tim tuan rumah yang mengalami kekalahan di laga pembukanya," ujar Hamren merendah.

Menuju Euro, Hamren juga melakukan reformasi pada skuad Swedia dengan memasukkan banyak pemain muda. Meski begitu, dia masih mengandalkan Ibrahimovic, 30,  kiper Andreas Isaksson (30), Anders Svensson, 35, dan bahkan bek veteran Olof Mellberg, 34. Mereka bakal bahu membahu dengan tenaga-tenaga muda seperti Sebastian Larsson, Ola Toivonen dan Martin Olsson (ady/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inggris Tumbang, Ukraina v Swedia Imbang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler