"Jadi, bisa delapan, bisa sebelas. Saya akan menyampaikan itu tidak dalam pertemuan lagi, tapi lewat tertulis hari Rabu (7 November 2012)," kata Dahlan usai memenuhi undangan BK DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/11).
Dahlan menjelaskan, dalam pertemuan dengan BK DPR, pihaknya hanya menyerahkan dua nama. Makanya, untuk melengkapi nama-nama oknum yang terlibat seperti yang pernah diungkap ke media, Dahlan akan menyerahkannya secara tertulis.
Menurut Dahlan, sebagian nama-nama yang akan diserahkan ini adalah oknum yang meminta jatah ketika berada di luar negeri saat melakukan kunjungan. "Bahkan, seperti yang pernah saya sampaikan ke media, (BUMN) ditagih sampai yang bersangkutan ke luar negeri," bebernya.
Karenanya, BK DPR harus bersikap tegas terhadap dugaan pemerasan ini. Dahlan dia menegaskan, kalau peristiwa dugaan pemerasan ini tidak ditanggulangi dan terus terjadi di masa yang akan datang, maka dapat membantu BUMN dari segi manajemen. "Artinya, manajemen tidak berbuat profesional," pungkas Dahlan.
Setelah memberikan keterangan, Dahlan meninggalkan BK DPR. Kendati sudah memberikan keterangan, pria berkacamata yang mengenakan kemeja lengan panjang putih itu terus diikuti dan dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan. Dahlan mendapat kawalan ketat dari para petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR, hingga memasuki sebuah mobil Nissan Teana, yang sudah siap membawanya meninggalkan gedung milik rakyat itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar: Jangan Sampai Saling Fitnah
Redaktur : Tim Redaksi