jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Irma Suryani Chaniago meminta para menteri Presiden Joko Widodo yang memiliki tanggung jawab terhadap program ketahanan pangan untuk duduk bersama.
Hal ini lantaran banyak diantara program itu memiliki fungsi yang sama, salah satunya Program Makmur PT. Pupuk Indonesia dengan program Food Estate.
BACA JUGA: Fadli Zon Minta Bubarkan Densus 88, Uni Irma Merespons, Menohok
"Tidak, kah, mereka mendengar perintah dan teguran presiden yang menyatakan bahwa kementerian yang bertanggung jawab pada ketahanan pangan terlalu banyak program, tetapi sedikit yang berhasil," kata Irma kepada JPNN.com, Senin (13/12)
Dia menyarankan sebaiknya Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan Menteri Pertanian berkoordinasi dalam satu program saja.
BACA JUGA: Uni Irma Kritik Pedas Rencana Reuni PA 212, Begini Kalimatnya
"Swasembada pangan bukan, lah, sebuah keniscayaan jika para menteri mampu menyingkirkan ego sektoral dan mau bahu-membahu dalam tim ketahanan pangan," lanjutnya.
Anggota DPR RI yang baru dilantik itu menyebutkan Menteri Keuangan perlu menyediakan anggaran dan regulasi kredit lunak untuk petani, sementara Menteri Perdagangan mengkontrol harga pasar dan ketersediaan bahan pokok.
BACA JUGA: Fadli Zon Tuding Densus 88 Penebar Islamofobia, Reaksi Uni Irma Menohok
Tak hanya itu, menurut Irma, Menteri BUMN perlu menyediakan pupuk yang dibutuhkan dan kredit lunak untuk petani dari bank BUMN, sementara itu Menteri pertanian perlu memberikan pendampingan bagi petani, teknologi dan peralatan serta bibit unggul.
Dia meyakini program food estate dan program makmur dapat dicapai dalam satu program, yakni ketahanan pangan.
"Syaratnya hanya satu, singkirkan ego sektoral, kedepankan tanggung jawab kabinet. Tidak perlu berebut ' Keberhasilan', keberhasilan adalah milik kabinet kerja Jokowi-Maaruf," tegas wanita yang akrab disapa Uni Irma.
Menurut Irma, program makmur yang digagas PT Pupuk Indonesia akan tumpang tindih dengan program food estate yg di gagas Presiden Jokowi, lantaran pelaksanaannya hampir sama.
"Namun, yang beda dan patut di apresiasi adalah asuransi bagi petani yang gagal panen," ujar Irma.(mcr8/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Adil
Reporter : Kenny Kurnia Putra