jpnn.com - Sebelum dipotong, sapi terlebih dahulu dimandikan, dibedaki dan disisir, baru disembelih. Warga sekitar Masjid Nurul Huda Purusbaru, Kota Padang, Sumbar, menyebutnya Balimau Jawi. Seperti apa?
Intan Suryani – Kota Padang
BACA JUGA: Inul Daratista Hibur Sapi Kurbannya Sebelum Disembelih
Rintik hujan tak menyurutkan niat warga menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban di halaman masjid yang berlokasi di Jalan Durian No. 20 A Purusbaru, Kecamatan Padang Barat.
Di depan masjid terlihat lima ekor sapi yang terikat tali. Masing-masing sapi didampingi oleh satu orang perwakilan peserta kurban yang terdiri dari tujuh orang peserta untuk satu ekornya.
BACA JUGA: Iduladha, Harita Bagikan 14 Sapi Kurban di Halsel
Ada hal yang unik ketika itu, sapi tersebut sebelum dipotong, dibersihkan, dimandikan dan didandani seperti disisir dan dibedaki. Warga menyebutnya Balimau Jawi. Tentu saja itu menjadi pemandangan unik bagi warga.
Tepat setelah selesai Shalat Idul Adha, kegiatan Balimau Jawi dimulai. Yang bertugas menghiasi sapi kurban adalah peserta kurban. Setelah dilimau, dicerminkan dan didandani baru di potong.
BACA JUGA: Gelapkan Sapi Kurban, Bekas Karyawan Yayasan Solo Peduli Dibekuk Polisi
“Ini sudah tradisi kami dari jamaah Satariah. Sudah turun temurun juga. Tujuan dari kegiatan ini, mengikuti syariat Nabi Ibrahim AS,” tutur Bainullah Tuanku Elok, 59, selaku Imam Masjid Nurul Huda Kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group, Rabu (22/8).
Ia menceritakan, di zaman dahulu sebelum anaknya Nabi Ibrahim, yakni Ismail AS disembelih, sang ayah memandikan sang anak, meminyakinya agar wangi, dan membedakinya. “Setelah bersih baru disembelih. Jadi ketika itu Nabi Ismail AS sudah dalam kondisi suci,” ucapnya.
Sapi yang akan disembelih, sebutnya, dilimau dengan asam purut dan bunga rempah, lalu disiram ke kepala sapi sambil membaca niat. Kemudian baru didandani. Setelah kegiatan tersebut selesai, maka sapi diarahkan ke kiblat, lalu disembelih.
“Yang menghiasi sapi adalah peserta kurbannya. Di sini kami bisa melihat, kalau peserta kurban niatnya tulus maka sapi tersebut setelah dilimaukan, pasti akan nurut. Kalau niat tak tulus, sapi tersebut akan memberontak,” ungkapnya.
Sebenarnya, dari pemotongan limau pun, juga bisa dilihat, mana peserta kurban yang tulus berkurban, mana yang tidak. Dengan cara jika limau yang sudah dipotong terbalik saat disiram ke kepala sapi, menandakan sapi tak siap untuk disembelih. “Seperti kata pepatah nan lahia manunjuakan nan bathin,” ujarnya.
Ia melanjutkan, prosesi Balimau Jawi itu berguna untuk menghormati hewan kurban yang akan di sembelih. “Istilahnya itu penghormatan terakhir sebelum sapi dipotong,” imbuhnya.
Salah seorang warga, Amizar, 62, menambahkan, tradisi ini akan terus berjalan. Sebab dalam kegiatan tersebut mereka juga melibatkan generasi muda. “Generasi muda kami ikutsertakan. Sebab mereka yang akan melanjutkan tradisi ini nantinya. Sehingga adat ini takkan lapuak dek paneh takkan lakang dek hujan,” ujarnya.
Erma, 35, warga Gunungpangilun mengaku sengaja datang untuk menyaksikan prosesi penyembelihan hewan kurban tersebut.
“Saya dapat informasi kalau pemotongan hewan kurban di masjid ini unik. Ternyata benar-benar unik, lain dari biasanya,” tuturnya. ***
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengandung Cacing Hati, Sapi Kurban Sumbangan Jokowi Tetap Aman Dikonsumsi
Redaktur & Reporter : Soetomo