Uniknya Sosialisasi Empat Pilar MPR di Panggung Toktan Pekanbariu

Selasa, 25 Agustus 2020 – 16:32 WIB
Ketua Badan Penganggaran MPR Idris Laena. Foto Humas MPR RI

jpnn.com, PEKANBARU - Pagelaran seni budaya nasional dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR yang bau digelar pada Minggu (23/8) lalu berlangsung meriah. Terlebih kegiatan itu diselenggarakan di kompleks Panggung Ziarah Kesenian Datok Jantan (ZK Toktan), di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau.

Panggung ZK Toktan yang menjadi tuan rumah merupakan sebuah komunitas yang membina beragam kegiatan seni budaya dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah).

BACA JUGA: Ketua MPR: Tolong Pertimbangkan WFH Bagi Guru, Beri Perhatian Lebih

Sosialisasi Empat Pilar MPR yang diinisiasi Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena, terasa lain dari biasanya. Unik, karena jauh dari kebiasaan formal. Tamu yang datang pun disambut oleh penari dengan sekapur sirih sebelum duduk.

Biasanya, forum seperti itu berlangsung di gedung dengan ruangan berpendingin udara. Namun kali ini diadakan di sebuah lahan kosong beratapkan tenda. Lokasi pun pun dikelilingi pepohonan rindang.

BACA JUGA: MPR RI Sosialisasikan Empat Pilar Lewat Pagelaran Seni Budaya Melayu

“Di Panggung Toktan tidak mengenal  rundown acara. Setiap acara yang diselenggarakan di sini harus mengikuti peraturan AD/ART yang berlaku di Panggung Toktan,” ujar H.A. Aris Abeba, penyair dan pendiri Panggung Toktan. Kakek 64 tahun yang biasa dipanggil Datok Jantan oleh cucu-cucunya, berperan sebagai pembawa acara.

Idris Laena yang juga Ketua Badan Penganggaran MPR bersama anggota MPR lainnya menikmati suasana acara itu. Ada Intsiawati Ayus (Kelompok DPD), Sadarestuwati (F-PDIP), dan Eem Marhamah Zulfa (F-PKB).

BACA JUGA: MPR: Pemerintah Harus Bijaksana Menyikapi Perbedaan Pendapat Dalam Menghadapi Ancaman Covid-19

Dari Setjen MPR hadir Kepala Biro Humas Setjen MPR, Siti Fauziah, Kepala Biro Administrasi dan Pengawasan Setjen MPR Maifrizal,  serta Kepala Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Sekretariat Badan Penganggaran MPR, Rharas Esthining Palupi.

Beragam pagelaran seni dan budaya mewarnai acara Sosialisasi Empat Pilar tersebut. Seperti musikalisasi puisi berjudul “Talang di Langit Palestina” karya Dheni Kurnia yang dibawakan oleh Qorry Islami bersama suaminya Syahfitra.

Kepala Biro Humas MPR, Siti Fauziah menjelaskan bahwa MPR memilih Pagelaran Seni Budaya sebagai salah satu metode sosialisasi dengan tujuan untuk ikut melestarikan seni budaya daerah, termasuk kepada generasi muda.

“Hal ini penting dilakukan, karena di dalam seni budaya ada terdapat tuntunan, panutan, dan tentunya tontonan,” ujar Siti Fauziah.

Sementara itu, Idris Laena dalam paparannya mengatakan bahwa MPR juga diberi amanat oleh undang-undang untuk mensosialisasikan nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Selain itu, MPR juga ditugaskan untuk mengkaji apakah sistem ketatanegaraan yang ada sudah dilaksanakan sesuai dengan konsep atau belum.

Irdis juga menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke beberapa negara di Timur Tengah yang selalu bergolak seperti Lebanon, Palestina, Yordania, dan Syiria.

Berdasarkan pengalaman itu, politikus asal Riau itu menjadi tahu bahwa pergolakan di negara-negara salah satunya dipicu konflik internal mereka.

Demikian pula ketika berkunjung ke Rusia, Idris menyaksikan di negara komunis itu terdapat gereja Kristen Ortodoks peninggalan kerajaan yang telah menguasai Rusia selama 300 tahun.

Saat itu, kata Idris, agama sangat berpengaruh. Namun setelah agama dijadikan alat kekuasaan maka timbul gerakan yang dimotori Marxisme dan Leninisme. Dan, Rusia pun menjadi negara komunis.

Apa yang terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Rusia itu, lanjut Idris, karena mereka tidak memiliki  konsensus yang dibuat secara bersama-sama, diakui oleh rakyat, kemudian  dapat menyatukan mereka.

“Alhamdulillah kita punya yang namanya Empat Pilar Kebangsaan yang dapat mempersatukan bangsa yang berpenduduk 260 juta ini,” pungkas Idris.

Setelah menyampaikan materi sosialisasi, Idris didampingi Intsiawati Ayus. Sadarestuwati, Eem Marhamah Zulfa Hiz, dan Siti Fauziah, diminta untuk coretan menggunakan canting di atas kain putih untuk dijadikan kain batik oleh pengrajin di Pondok ZK Toktan.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler