Presentasi tersebut dibawakan oleh tim peneliti dari Fakultas Pertanian UNIPA Manokwari yang diketuai oleh Ir Karyoto Sardiamat, MS. Hadir dalam kegiatan presentasi diantaranya Kepala Bappeda Mimika, Adolf Halley, SE MSi, perwakilan dari beberapa instansi teknis seperti Dinas Peternakan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Disnaktanbun), Dinas Kehutanan (Dishut).
Karyoto dalam presentasinya mengatakan, hal yang melatar belakangi timnya untuk melakukan analisi kesesuaian lahan dan pengembangan wilayah pertanian di Distrik KK adalah bahwa dalam perencanaan pembangunan pertanian suatu wilayah, harus mengoptimalkan Sumber Daya Alam (SDA).
Terkait hal tersebut, maka diperlukan informasi tentang lahan dan lingkungan untuk pengembangan komoditas unggulan karakter lahan dan lingkungan tersebut, perlu dievaluasi melalui kesesuaian lahan, sehingga dari kesesuaian lahan tersebut dapat digunakan untuk penggunaan lahan secara tepat dan terarah.
Dikatakannya, tujuan dari kegiatan analisis tersebut adalah untuk mengidentifikasi karakter sumberdaya lahan, mengevaluasi kesesuaian sumber daya lahan untuk tanaman sayuran dan peternakan yang tersebar di Distrik Kuala Kencana. Selain itu, menetapkan peruntukan lahan untuk komoditas unggulan tanaman sayuran dan peternakan berdasarkan kelas kesesuaian lahan, serta membuat peta kesesuaian lahan dan peruntukan lahan untuk komoditas unggulan tanaman sayuran dan peternakan.
Dalam pemaparannya, Karyoto menekankan bahwa dari hasil analisis yang dilakukan tanaman pangan dan komoditi unggulan di daerah survey, ditetapkan bahwa peruntukan tanaman pangan, untuk tanaman sagu diarahkan pada SPT2 lahan basah (gambut), tanaman padi sawah, padi gogo, jagung, ubi-ubian dan pisang olah diarahkan pada SPT 1 dan SPT2 lahan kering.
Sementara peruntukan komoditi unggulan untuk tanaman sayur-sayuran, yaitu cabai merah, cabai rawit, paprika, kubis, buncis, kacang panjang, bayam, mentimun, terung, petsai, pare, brokoli, asparagus, pepaya, tomat buah, tomat sayur, belimbing, semangka, blewah, melon, duku, cempedak dan nenas diarahkan pada SPT1 dan SPT2 lahan kering.
Untuk ternak sapi, peruntukan komoditi peternakan sapi, diarahkan pada SPT1 dan SPT2 lahan kering. Sementara itu kata dia, pengelolaan khusus pangan pengembangan tanaman sagu masih tetap harus dipertahankan dan memperluas areal tananaman sagu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki jenis-jenis sagu agar kualitasnya lebih baik.
Selain sagu, untuk padi sawah air pengairan perlu ditata lebih baik, serta pemupukan (pupuk buatan dan pupuk organik). Untuk pengelolaan khusus komoditi unggulan (sayuran dan ternak sapi), yakni kelembagaan tataniaga dan pemasaran harus diperkuat, tekonologi budidaya sayuran (pemupukan, pembuatan drainase, perbaikan dan perbanyakan jenis sayuran), peternakan sapi rakyat perlu uji coba pakan ternak dan penerapan teknologi IB, perlu dikembangkan rumput potong (kebun hijauan pakan ternak), pengelolaan terpadu sayuran, padi dan ternak.
Ia menekankan bahwa unggulan di daerah analisis adalah ternak sapi dan sayuran. Sementara untuk ketahanan pangan, pengembangan tanaman sagu masih tetap harus dipertahankan. Selain itu, juga ada tanaman padi, ubi-ubian, pisang, jagung.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Mimika, Adolf Halley mengatakan bahwa dokumen hasil analisis yang disampaikan tim dari UNIPA, akan menjadi pedoman dalam merancang kegiatan yang akan dilakukan terutama SKPD teknis, namun akan ada pengecualian.
“Dokumen ini akan kita jadikan sebagai pedoman, namun tidak serta merta akan digunakan dan dokumen yang ada tersebut bisa dipakai oleh semua stakeholder yang ada,” imbuhnya.
Selain itu kata dia, untuk pengembangan kelapa sawit alangkah baiknya dilakukan percontohan terlebih dahulu. (nan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mata Pelajaran SD Tinggal Tujuh
Redaktur : Tim Redaksi