Universitas Bunda Mulia Meluncurkan Prodi AI, Pertama di Indonesia

Rabu, 06 November 2024 – 11:20 WIB
Universitas Bunda Mulia meluncurkan program studi Artificial Intelligence. Ini merupakan prodi AI yang pertama di Indonesia. Foto dok. UBM

jpnn.com - JAKARTA - Universitas Bunda Mulia (UBM) meluncurkan program studi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Ini merupakan prodi AI yang pertama di Indonesia.

Kepala LLDIKTI Wilayah III Toni Toharudin menyampaikan prodi ini tidak hanya menjadi momen yang sangat penting bagi UBM, tetapi juga tonggak sejarah bagi pendidikan tinggi.

BACA JUGA: Universitas Bunda Mulia Menggelar Industri Visit ke HashMicro

"Jadi, ini yang pertama di Indonesia dan menjadi sebuah bukti bahwa Universitas Bunda Mulia berada di garis terdepan dalam berinovasi untuk menjawab tantangan zaman saat ini," kata Prof Toni, Rabu (6/11).

Wakil Rektor Bidang Akademik UBM Kandi Sofia Senastri Dahlan menjelaskan prodi AI di UBM akan menawarkan kurikulum yang komprehensif, mencakup mata kuliah seperti dasar-dasar kecerdasan buatan, algoritma pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa alami, sistem pakar, etika, dan tanggung jawab dalam AI.

BACA JUGA: Artificial Intelligence Tingkatkan Produktivitas Manufaktur & Daya Saing Indonesia

Seluruh pencapaian akademik tersebut nantinya akan dilengkapi dengan sertifikasi IBM AI Engineer, dan Google AI Specialist guna menciptakan lulusan siap kerja sesuai dengan kebutuhan industri.

"Kami sangat bersemangat untuk memperkenalkan prodi AI yang merupakan respons kami terhadap permintaan pasar akan tenaga ahli di bidang ini," ujar Kandi.

BACA JUGA: 300 Pendidik Indonesia Siap Integrasikan Artificial Intelligence dalam Pembelajaran

Menurutnya, prodi AI bertujuan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berkarier di bidang yang berkembang pesat ini.

Sebagai kampus yang terus berinovasi mengikuti perkembangan teknologi, UBM menciptakan BIEM-AI, yakni education consultant berbasis kecerdasan buatan pertama di Indonesia yang dirancang khusus untuk seluruh masyarakat.

"BIEM AI ini adalah sebuah hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa Universitas Bunda Mulia dengan Digital Place Vision Singapore yang akan mengubah cara kita mendapatkan informasi terkait pendidikan, khususnya bagi calon mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Universitas Bunda Mulia," tutur Kandi.

VP Research & Development Digital Place Vision Pte. Ltd. Gede Artha menjelaskan, BIEM AI dirancang untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai Universitas Bunda Mulia. Mulai dari informasi mengenai program studi yang ditawarkan, kehidupan kampus, hingga kegiatan akademik dan non-akademik. Semuanya bisa dijawab dengan cepat dan mudah melalui sistem ini.

Proses pengembangan BIEM AI ini juga diperkaya oleh antusiasme dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para mahasiswa Universitas Bunda Mulia yang terlibat langsung dalam proyek ini.

Mereka bekerja sama dengan tim R&D engineer kami di Digital Place Vision dalam mengatasi berbagai tantangan teknis yang muncul selama pengembangan sistem, dan menunjukkan semangat belajar yang tinggi serta kemampuan problem solving yang sangat baik.

"Mereka tidak hanya menunjukkan kemampuan akademis, tetapi juga keinginan yang kuat untuk belajar dari praktik langsung di lapangan” ujar Gede Artha.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kecerdasan buatan atau AI, UBM juga menyelenggarakan Talkshow bertajuk “Empowering Infinite Possibilities” yang dihadiri para pakar terkemuka di bidang Artificial Intelligence (AI), seperti Prof Erik Cambria yang merupakan Professor of Artificial Intelligence and Data Science di Nanyang Technological University Singapore, Fransiskus Adikara yang merupakan dekan Fakultas Teknologi dan Desain Universitas Bunda Mulia.

Selain akademisi, turut hadir para praktisi seperti Chief Information Officer Alfagift, Chandra Hermawan, VP of Data Science, Machine Learning Engineering, Tech Infrastructure, and Information Security di tiket.com Irvan Bastian Arief dan Co-Founder & CEO Kata.ai. Irzan Raditya.

Para pembicara membahas berbagai aspek terkait kecerdasan buatan, mulai dari dampak teknologi dalam pendidikan, kesehatan, hingga industri.

Peserta diajak untuk berdiskusi dan berbagi pemikiran mengenai tantangan serta peluang yang dihadapi oleh teknologi AI di masa depan. (esy/jpnn) 


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler