jpnn.com - TNI Angkatan Darat (AD) terus berupaya mengembangkan teknologi yang digunakannya. Untuk mewujudkannya, TNI AD menjalin kerjsama dengan Universitas Surya. Bahkan anggaran yang disediakan senilai Rp 31 miliar.
"Pengembangan teknologi ini untuk mendorong prajurit melaksanakan tugas. Kami tidak lagi berpikiran untuk membeli dari luar negeri. Kami miliki kualitas yang lebih baik dibandingkan jika beli," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman saat peluncuran hasil riset tersebut di Mabesad, Jakarta Pusat, Senin (7/4).
BACA JUGA: Anas Akui Serang SBY, Bukan Demokrat
Ia mengatakan, pengembangan teknologi di bidang kemiliteran wajib dikembangkan guna menunjang fungsi dan tugas prajurit di Indonesia. Selama ini TNI AD, menaruh harapan yang sangat besar pada penelitian dan pengembangan pertahanan (Litbanghan). Semua dilakukan untuk mendukung rekayasa teknologi modern di lingkungan TNI AD.
Beberapa hasil program Litbanghan TNI AD Tahun 2014, baik yang bekerja sama dengan pihak lain maupun hasil rancang bangun sendiri, diantaranya seperti yang dilakukan Direktorat Perhubungan Angkatan Darat yang melaksanakan pengembangan Litbang Nano Satelit, open BTS (Base Transceiver Station).
BACA JUGA: Presiden: Semua Capres Punya Peluang
Selain itu juga dikembangkan Mesh Networking Communication System, Radio VHF produk PT CMI Teknologi, Battle Management System (BMS).
Untuk Pusat Penerbangan Angkatan Darat melaksanakan kegiatan litbang Gyrocopter. Sedangkan Direktorat Peralatan Angkatan Darat laksanakan Litbang Konversi BBM ke BBG. Ada juga simulasi modifikasi mobil tempur anti panas dan simulasi senjata api anti panas.
BACA JUGA: SBY: Jika jadi Presiden, Jokowi Jangan Mau Didikte
Di Direktorat Perbekalan dan Angkutan Angkatan Darat melaksanakan kegiatan litbang energi mandiri. Direktorat Topografi Angkatan Darat laksanakan kegiatan litbang Global Positioning System (GPS), Tracking System APRS (Automatic Package Reporting System, multirotor, Flapping Wing Air Vehicle.
Untuk Dinas penelitian dan pengembangan Angkatan Darat, laksanakan kegiatan litbang UAV (Unmanned Aerial Vehicles) Autopilot, Simulasi menembak dengan laser gun, Integrated Optronics defence system.
Rektor Universitas Surya, Yohanes Surya, menjelaskan, pada tahun 2010, aplikasi paten internasional dari Indonesia hanya 13 buah. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Korea (10.446), Tiongkok (16.403), Jepang (38.873), dan Amerika Serikat (48.896).
Saat ini, kata dia, sudah waktunya Indonesia melakukan terobosan besar untuk mengakselerasi perkembangan riset di tanah air. Terobosan tersebut kini sudah dimulai melalui kerjasama dengan TNI AD. (ant/rr/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hacker Perkuat PDIP Kelola TI untuk Rekapitulasi Hasil Pileg
Redaktur : Tim Redaksi