jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen meningkatkan inklusi keuangan Indonesia.
Hal itu selaras dengan agenda Presidensi G20 tahun ini untuk mempercepat peningkatan inklusi keuangan.
BACA JUGA: BRI Akselerasi Kinerja Agen BRILink untuk Pemberdayaan UMKM
Salah satu upaya itu adalah melalui layanan keuangan di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).
Adapun layanan keuangan andalan BRI untuk menjangkau masyarakat diimplementasikan melalui AgenBRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Restrukturisasi Kredit BRI Sebesar Rp 245,22 Triliun hingga Desember 2021
Selain itu, BRI bersama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) juga terus mengakselerasi produk dan layanan melalui co-location Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM).
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo didampingi oleh Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto datang langsung mengunjungi salah satu Agen BRILink dan co-Location SenyuM di Unit Sengkol, Lombok, pada Jumat (11/3).
BACA JUGA: BRI Gandeng Ayoconnect Olah Open Banking untuk Pacu Inklusi Keuangan
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan hadirnya co-location SenyuM ini menambah kelengkapan produk dan layanan keuangan BRI. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.
“BRI memiliki peran besar dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Sumbangsih BRI dibuktikan oleh kinerja perseroan yang terus fokus meningkatkan pembiayaan ke segmen UMKM hingga mencapai 85 persen pada 2025. Ini kontribusi yang tinggi,” ujarnya.
Melalui kehadiran co-Location SenyuM, masyarakat pun dapat mengakses berbagai pembiayaan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Tabungan BRI Simpedes UMi, Pinjaman Gadai dan Tabungan Emas, serta layanan back office untuk mendukung kebutuhan transaksi anggota kelompok PNM Mekaar.
Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menjelaskan upaya mencapai target inklusi keuangan juga dibantu oleh peran Mantri BRI yang bertugas sebagai penyuluh digital.
“Mereka menjadi tenaga pemasar mikro yang terjun ke masyarakat memberikan edukasi dan literasi keuangan,” jelasnya.
Menurutnya, persebaran Mantri BRI saat ini pun sudah mencapai lebih dari 69.741 desa diseluruh Indonesia, dengan jumlah mencapai 31 ribu orang.
Adapun sebanyak 65,5 persen atau sekitar Rp 617,8 triliun dari total portofolio penyaluran kredit BRI juga telah menerapkan prinsip ESG.
Jumlah tersebut meningkat kurang lebih 12,2 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan 2020 yang mencapai sebesar Rp 550,4 triliun.
SenyuM adalah Sentra Layanan Ultra Mikro, kantor satu atap antara BRI-Pegadaian-PNM yang memudahkan nasabah dari ketiga perusahaan untuk dapat melakukan transaksi sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Perbedaan utama layanan Co-location SenyuM dibandingkan dengan kantor BRI Unit biasa, yakni nasabah Pegadaian dan PNM dapat bertransaksi sekaligus menabung di kantor yang sama.
Begitu juga sebaliknya, bagi nasabah BRI yang ingin melakukan gadai atau membuka tabungan emas bisa dilakukan melalui di co-location SenyuM.
Kantor Wilayah (Kanwil) Denpasar saat ini memiliki tujuh kantor unit SenyuM dan akan terus ditambah.
Setelah Holding UMi resmi terbentuk, perseroan juga terus mengakselerasi jumlah co-Location SenyuM. Saat ini, jumlahnya mencapai 420 unit yang tersebar di seluruh Indonesia dengan omset gadai dan cicil emas mencapai Rp 20,1 miliar. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia