jpnn.com - PAPUA - Insiden tragis di Tolikara, Papua berangsur terobati. Pembakaran rumah ibadah, rumah warga dan sejumlah kios pada Jumat (17/7) mulai harus dilupakan, meski kerusuhan tersebut berakibat jatuhnya korban 1 tewas dan 10 orang mengalami luka-luka.
Sabtu (18/7) kepolisian dan pemerintah daerah (pemda) setempat langsung melakukan upaya-upaya agar peristiwa pembakaran rumah ibadah yang pertama di Papua itu tidak berbuntut panjang. Selang sehari setelah kerusuhan, dilakukan pertemuan antara Kapolda Papua, Pangdam XVII Cenderawasih, Gereja Injili di Indonesia (GIDI), tokoh agama, serta Musyawarah Pimpinan Daerah Papua di Tolikara Sabtu pagi.
BACA JUGA: Pengunjung Monas H+1 Tembus 11.825 Orang
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Mabes Polri Kombespol Suharsono mengungkapkan, ada empat kesepakatan yang dicapai. Pertama, GIDI dan tokoh agama se-Tolikara saling menjaga kerukunan. Kedua, pemkab akan membangun lagi kios dan rumah ibadah yang dibakar.
Kesepakatan ketiga adalah Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen Fransen Siahaan berjanji memberikan bantuan tunai kepada para korban. Sedangkan poin terakhir adalah pelaku pembakaran tetap akan diusut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
BACA JUGA: Cegah Jihad ke Papua, Tokoh Kristen Temui Hasyim Muzadi
Suharsono menjelaskan, semua poin itu disepakati GIDI, tokoh agama, Pemkab Tolikara, Polda Papua, dan Pangdam Cenderawasih. ”Jadi, dipastikan telah ada antisipasi kemungkinan adanya peristiwa balasan. Dengan perjanjian ini, semua itu bisa ditekan,” ucapnya. (bil/idr/byu/ken/JPG/c9/kim)
BACA JUGA: Alhamdulillah, Semua Bandara yang Terkena Dampak Erupsi Gunung Sudah Beroperasi Pagi Ini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas Cocok Dengan Masakan Lapas Sukamiskin
Redaktur : Tim Redaksi