Update Corona 14 April 2020: Di DKI Jumlah Pasien Meninggal Lebih Banyak Dibanding yang Sembuh

Selasa, 14 April 2020 – 17:23 WIB
Ilustrasi wabah virus corona. Foto: diambil dari pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto merasa bersyukur dengan temuan banyaknya pasien sembuh virus corona. Secara akumulasi, pasien sembuh dari virus corona sebanyak 426 orang, per Selasa (14/4) pukul 12.00 WIB.

"Sementara kami bersyukur, cukup banyak pasien yang sembuh. Sudah ada 426 orang sampai hari ini akumulasinya yang dinyatakan sembuh," kata Yuri dalam keterangan resminya di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa ini.

BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Sri Mulyani Soal THR

Mengacu data nasional, DKI Jakarta menjadi provinsi paling banyak ditemukan pasien sembuh. Tercatat, pasien sembuh di DKI Jakarta sebanyak 163 orang.

Setelah DKI Jakarta, Jawa Timur juga banyak ditemukan pasien sembuh yakni 76 orang. Berturut-turut setelah itu, pasien sembuh ditemukan di Sulawesi Selatan (33 orang), Jawa Barat (23 orang), Bali (21 orang), dan Jawa Tengah (19 orang).

BACA JUGA: Benarkah Masker Kain Tidak Aman Tangkal Penularan Virus Corona?

Namun, Yuri merasa sedikit prihatin dengan temuan pasien meninggal karena corona. Secara akumulasi, pasien meninggal telah tercatat sebanyak 459 orang.

"Ini yg kemudian kami prihatinkan, masih saja ada yang meninggal 459 orang," ucap dia.

BACA JUGA: Jokowi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjun Bebas

DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak yang ditemukan kasus pasien meninggal. Data nasional per Selasa ini, kasus pasien meninggal di DKI Jakarta sebanyak 241.

Berturut-turut setelah itu, kasus pasien meninggal banyak ditemukan di Jawa Barat (52 orang), Jawa Timur (41 orang), Jawa Tengah (26 orang), dan Banten (22 orang).

Yuri menjelaskan, pihaknya banyak menemukan penyakit pemberat pada kasus pasien meninggal corona. Misalnya, penyakit paru-paru, hipertensi, dan diabetes.

"Oleh karena itu bersama menyadari, masih banyak ancaman penyakit di tengah masyarakat yang bisa menjadi faktor pemberat sehingga menambah kasus kematian," kata dia. (mg10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler