jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebut penambahan pasien positif COVID-19 pada Jumat (29/5) ini, tidak merata ditemukan di 34 provinsi Indonesia.
Menurut Yuri, sapaan akrab Achmad Yurianto, sebanyak delapan provinsi tidak ditemukan penambahan pasien positif COVID-19 pada Jumat ini.
BACA JUGA: Update Corona 29 Mei: Ada Kabar Baik dari Wisma Atlet
"Cukup banyak provinsi yang tidak ditemukan penambahan pasien positif. Di antaranya Aceh, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sumatra Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Itu tidak kami dapatkan kasus sama sekali pada hari ini," kata Yuri dalam keterangan resmi yang disiarkan melalui akun Youtube BNPB Indonesia, Jumat.
Bahkan, kata Yuri, beberapa provinsi hanya ditemukan penambahan pasien positif COVID-19 pada kisaran satu sampai tiga kasus.
BACA JUGA: Update Corona 29 Mei: Alhamdulillah, Penambahan Pasien Positif Covid-19 Tak Sebanyak Kemarin
"Beberapa daerah yang ditemukan kasus antara satu sampai tiga ada di Kepulauan Riau, Gorontalo, Yogyakarta, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara," beber Yuri.
Mengacu data COVID-19 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penambahan kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia sebanyak 678 orang.
BACA JUGA: Di Tengah Pandemi Covid-19, Presiden Jokowi Perintahkan Proyek Strategis Terus Dikebut
DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak ditemukan penambahan kasus dengan 125 orang.
Berkaca dari itu, kata Yuri, publik tidak salah memaknai jumlah penambahan kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia per harinya.
"Ini gambaran yang kami dapatkan, kenaikan 678 kasus ini tidak dimaknai kenaikan gambaran dari keseluruhan Indonesia," ujar Yuri.
Pasalnya, kata dia, beberapa provinsi memiliki tren penurunan jumlah pasien COVID-19, pada saat angka penambahan pasien positif melonjak secara nasional.
"Ada beberapa provinsi yang dalam tiga pekan terakhir sudah menunjukkan gambaran mendatar, artinya tidak ditemukan kasus baru. Dan beberapa provinsi sudah mengalami penurunan 50 persen dari puncak yang pernah didapatkan," beber dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan