Update Terkini Utang Indonesia, Ada Kabar Menggembirakan

Senin, 17 Januari 2022 – 16:17 WIB
Bank Indonesia (BI) menyampaikan update terkini Utang Luar Negeri (ULN) pada November 2021. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyampaikan update terkini Utang Luar Negeri (ULN) pada November 2021.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan utang Indonesia turun USD 5,9 miliar pada November 2021 menjadi USD 416,4 miliar dibanding bulan sebelumnya USD 422,3 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Pemerintah Bakal Melelang 7 Seri Surat Utang Negara, Sebegini Targetnya

"Ada penurunan posisi ULN sektor publik yaitu pemerintah dan bank sentral serta sektor swasta," ujar Erwin dalam keterangan resmi BI yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurutnya, secara tahunan posisi ULN November 2021 tumbuh rendah sebesar 0,1 persen (yoy) atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen (yoy).

BACA JUGA: Jerinx SID: Saya Punya Utang Banyak untuk Bahagiakan Istri

ULN pemerintah lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yaitu pada November 2021 sebesar USD 202,2 miliar.

Jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar turun 0,7 persen atau USD 204,9 miliar, padahal pada Oktober 2021 tumbuh 2,5 persen (yoy).

BACA JUGA: Pemerintah Batal Tarik Utang Rp 310 Triliun, Ekonom: Menarik!

"Penurunan posisi ULN pemerintah disebabkan penyesuaian aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring sentimen global yang mendorong tren peningkatan imbal hasil surat utang AS pasca-pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC)," bebernya.

Di sisi lain pada November 2021 pemerintah menandatangani pinjaman dari lembaga multilateral yang digunakan untuk mendukung pembiayaan penanganan Covid-19 di antaranya dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel," kata Erwin.

Erwin menerangkan pemerintah juga menggunakan ULN untuk memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga November 2021 antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib atau 17,9 persen dari total ULN pemerintah.

Kemudian sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 17,3 persen, sektor jasa pendidikan 16,5 persen, sektor konstruksi 15,5 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 12 persen.

"Posisi ULN pemerintah masih relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total," terangnya.

ULN Swasta turun lagi

Erwin juga menuturkan untuk ULN swasta juga kembali menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

ULN swasta turun sebesar USD 205,2 miliar pada November 2021 dari USD 208,3 miliar pada Oktober 2021 atau terkontraksi sebesar 2 persen (yoy) lebih dalam dibandingkan kontraksi 1 persen (yoy) pada periode sebelumnya.

Perkembangan ini disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan atau financial corporations dan korporasi bukan lembaga keuangan nonfinancial corporations masing-masing 5,4 persen (yoy) dan satu persen (yoy) sejalan pelunasan ULN yang jatuh tempo selama periode November 2021.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor industri pengolahan serta sektor pertambangan dan penggalian dengan pangsa mencapai 76,4 persen dari total ULN swasta.

"ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 77,7 persen terhadap total ULN swasta dengan struktur yang tetap sehat karena penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tutur Erwin.

Oleh karena itu, ULN Indonesia pada November 2021 tetap terkendali tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB yang tetap terjaga di kisaran 35,5 persen atau menurun dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,1 persen.

Tak hanya itu struktur ULN Indonesia tetap sehat dengan tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa mencapai 89 persen dari total ULN.

"Untuk enjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan dan penerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan ULN," ucap Erwin. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler