jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai hasil survei internasional yang menempatkan Joko Widodo alias Jokowi di urutan ke-16 dalam daftar The Muslim 500, memiliki makna positif pada mantan Wali Kota Surakarta itu.
BACA JUGA: Rizal Ramli: Tunjuk Saya Jadi Presiden, Gitu Aja Kok Repot
Ramses menilai, hasil survei itu menegaskan bahwa pandangan yang menyebut Jokowi anti-Islam hanya alat yang dimainkan segelintir orang untuk kepentingan politik tertentu.
"Bila survei itu benar maka terbantahkan cap yang coba dikembangkan pihak tertentu bahwa Jokowi anti-Islam," ujar Maksimus kepada JPNN, Senin (16/4).
BACA JUGA: Bawaslu Sarankan Jokowi Sewa Pesawat
Menurut pengajar di Universitas Mercu Buana ini, sebenarnya jika mencermati latar belakang maupun kebijakan Jokowi, terlihat mantan Gubernur DKI Jakarta itu bukan anti-Islam.
Malah sebaliknya, sangat peduli pada umat Islam maupun rakyat Indonesia secara keseluruhan. "Jadi, stigma itu sepertinya memang sengaja dikembangkan lawan-lawan politik yang enggak suka sama Jokowi," katanya.
BACA JUGA: Ibunda Jokowi Mampir, Bupati Hingga Dandim Ikut Menyambut
Apalagi, kata Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini, stigma dibangun dengan indikator yang tidak jelas.
"Jadi, saya menilai sangat tepat Jokowi dinobatkan salah satu tokoh muslim paling berpengaruh di dunia. Jokowi selama ini selalu menggunakan pendekatan budaya Nusantara terhadap kelompok mana pun," pungkas Ramses.
Selain Jokowi, tokoh Indonesia yang masuk dalam Top 50 di The Muslim 500 adalah Kiai Said Aqil Siradj (peringkat 22). (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rizal Ramli: Jangan Harap Rakyat Bisa Sejahtera
Redaktur & Reporter : Ken Girsang