jpnn.com - DENPASAR--Tiga jam sebelum opening ceremony Miss World 2013 digelar, CEO MNC Grup Hary Tanoesoedibjo (HT) menggelar konferensi pers di The Westin Hotel & Resort, Nusa Dua, Bali. HT memberikan pernyataan terkait keputusan pemerintah yang meminta agar acara Miss World 2013 di gelar di Bali saja.
Pihaknya menegaskan akan berbicara dengan pemerintah agar masalah ini bisa diluruskan. Dan, harapannya acara yang sudah disiapkan selama tiga tahun ini tetap berjalan sesuai rencana.
BACA JUGA: Ini Bentuk Mobil Dul Pascakecelakaan Maut
HT sendiri baru tiba di Bali kemarin sore dan langsung menggelar konferensi pers. Dirinya tidak mengetahui langsung adanya pernyataan sepihak dari pemerintah. "Saya sedang di luar kota dan mendengar tentang pernyataan pemerintah yang memindahkan acara Final Miss World ke Bali," kata dia.
Pihaknya menyayangkan hal ini bisa terjadi. Sebab, segala persiapan sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu. Event ini juga berkaitan dengan berbagai pihak yang banyak jumlahnya.
BACA JUGA: Psikolog: Di Tangan Anak, Mobil Jadi Senjata Mematikan
Tidak bisa, jika kemudian mengubah rencana yang sudah matang dalam satu hari. Mengenai pernyataan pemerintah yang sudah memutuskan Final Miss World dipindah ke Bali, itu masih keputusan sepihak. Maka setibanya di Jakarta nanti, HT akan langsung berbicara dengan pemerintah terkait ini.
"Apakah benar acara dipusatkan di Bali saja, saya belum bisa menjawab. Tapi, merubah rencana yang sudah disiapkan sejak 3 tahun ini dengan tiba-tiba, itu tidak mungkin. Kalau saya jawab bisa, itu berarti bohong," tegasnya.
BACA JUGA: Polda Metro: Jika Salah Dul Terancam 6 Tahun Penjara
Acara ini melibatkan peserta dari 128 negara. Banyak pihak yang sudah memiliki rencana perjalanan ke Bali dan Jakarta untuk acara ini. "Sampai saat ini saya belum tahu bagaimana cara mengkomunikasikan ke mereka," ucapnya. Misalnya final dilakukan di Bali pun, ada momen yang bersamaan dengan Miss World yakni Apec.
Dan hotel yang saat ini digunakan untuk acara ini, juga menjadi bagian acara Apec. Artinya, memindahkan acara dari Jakarta dan Bogor ke Bali adalah kompleks.
Sejauh ini, yang bisa dilakukan oleh pihaknya sebagai penyelenggara adalah meredam masalah. Dan, menjaga agar masalah ini tidak terlalu jauh diketahui oleh para kontestan. "Sekali lagi, ini acara internasional. Kalau sampai gagal atau tidak sesuai rencana, dunia akan melihat. Dampaknya juga tidak baik untuk Indonesia," tegasnya lagi.
Dia berharap dengan berdiskusi dengan pemerintah nanti, akan ditemukan solusi yang baik. "Kesalahpahaman yang terjadi, semoga bisa diluruskan," lanjutnya.
Sejatinya, lanjut HT, kontes kecantikan ini sama seperti kontes yang sering dilakukan di dalam negeri seperti Abang Bone, Puteri Indonesia, Miss Indonesia, dan sebagainya. "Dan dari awal, komitmen kami adalah menyelenggarakan acara ini tanpa melanggar hukum, norma social dan agama. Dari kacamata MNC, acara ini tidak mendatangkan keuntungan. Niat kami adalah untuk mengangkat nama Indonesia dimata internasional," tegas dia.
Chairwoman Miss World Organization Julia Morley mengatakan bukan keputusan sulit ketika harus menghilangkan salah satu fast track yaitu bikini. Setelah bertahun-tahun, baru kali ini pihaknya melakukan perubahan format.
Sebetulnya, kata Morley, sudah tujuh tahun terakhir penilaian bikini di ajang Miss World tidak dijadikan parade di panggung. Penilaiannya pun tidak diwajibkan.
"Kami menyerahkan kepada peserta. Kalau tidak mau juga tidak apa-apa. Miss World tahun lalu Yu Wenxia pun tidak mengikuti penilaian bikini. Karena itu bukanlah yang utama," jelasnya.
Ketika Indonesia meminta agar penilaian tersebut dihilangkan, dia menyetujui tanpa berpikir lama.
"Bukan masalah sama sekali. Para kontestan pun sangat menghormati. Karena kami menghormati Negara ini. Misi utama kontes ini adalah bagaimana membuat perempuan di seluruh dunia bisa memaksimalkan kecantikan mereka untuk hal baik," jelasnya panjang lebar. (jan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dul Dioperasi, Dhani-Maia Tunggui RSPI
Redaktur : Tim Redaksi