Usai Disetubuhi, Pacar Dicekik Sampai Mati

Selasa, 26 Agustus 2014 – 00:46 WIB

jpnn.com - MALANG - Tersangka  JW, 17 tahun, pelaku pembunuh pacarnya, Vika Ayu Rahmatika, 15 tahun, terindikasi mengalami gangguan kejiwaan. Menurut pakar psikologi, Zainul Anwar S.Psi M.Psi, JW mengalami gangguan jiwa berjenis anti sosial.

Gangguan anti sosial, penderitanya tidak peduli dengan hak-hak orang lain. Tindakan yang dilakukan tidak didasarkan pada apa pun kecuali hasrat yang datangnya dari dirinya sendiri.

BACA JUGA: Alfamart Dibobol Maling, Rp 13,5 Juta Melayang

“Anak tipikal seperti JW ini sangat berbahaya bila dibiarkan begitu saja. Karena nantinya dia bisa saja jadi psikopat yang merasa puas telah melakukan kejahatan,” kata Zainul seperti yang dilansir Malang Post (Grup JPNN.com), Senin (25/8).

Seperti diberitakan sebelumnya, JW, 17 tahun menghabisi nyawa pacarnya hanya karena terbakar cemburu. Sebelum di cekik sampai mati, Vika terlebih dahulu di perkosa di lahan tebu dekat rumahnya.

BACA JUGA: Usai Perbaiki AC Masjid, Embat Kotak Amal

Dijelaskannya, penyebab penderita gangguan anti sosial seperti JW ini ada dua macam,
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu yakni kekecewaan terhadap keluarga. Menurutnya, bisa jadi JW berasal dari keluarga broken home. Selain itu, keluarga tidak mengawasi secara ketat perkembangan maupun pertumbuhan JW.  Karena anak berusia 17 tahun dalam masa puncak dan ingin menunjukan eksistensinya.

“Untuk faktor eksternalnya adalah lingkungan bermain JW saat di sekolah dan di luar rumah. Kemungkinan pergaulan di lingkungan yang tidak tepat, dia nekat perbuatan itu. Lagi-lagi, faktor keluarga dalam hal ini kedua orang tua juga harus mempunyai peranan penting mengawasi pergaulan anak,” bebernya.

BACA JUGA: Berjudi, Kelompok Supir Angkot Diciduk Polisi

Untuk penyembuhan anak pengidap gangguan anti sosial ini kata Zainul, tidak bisa hanya dilakukan dokter kejiwaan maupun psikolog. Melainkan harus dilakukan secara komperhensif. Terutama peran keluarga dan orang tua sangat penting untuk melakukan bimbingan secara mental dan agama selama penyembuhan.

“Pengidap ganguan anti sosial ini tidak hanya terjadi pada anak usia di bawah umur saja, melainkan orang dewasa bisa mengalaminya,” imbuhnya.

Anak di bawah umur yang mengalami gangguan anti sosial, harus secepatnya direhabilitasi. Supaya tidak semakin parah yakni bisa mengidap gangguan kejiwaan berjenis psikopat.
“Saya rasa petugas kepolisian sudah mempunyai ahli psikolog untuk menentukan apakah JW mengidap gangguan anti sosial apa tidak,” tuturnya.

Meski JW masih usia di bawah umur, tapi yang bersangkutan sebenarnya sudah bisa membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah. Apalagi JW sudah bisa dianggap dewasa secara pemikiran. Sehingga seharusnya kata pria berkcamata ini, JW warga Desa Baturetno Singosari itu sadar atas akibat perbuatannya. (big/aim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peluru Nyasar, Warga Bersimbah Darah Segar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler