Usai Liburan, Pasien di RSUD dr Soetomo Naik Dua Kali Lipat

Jumat, 04 Januari 2019 – 16:37 WIB
Ruang tunggu RSUD Dr Soetomo dipadati oleh pasien dan keluarganya. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Kunjungan pasien di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSUD dr Soetomo membeludak dalam dua hari terakhir, atau seusai liburan. Antrean panjang tampak di depan loket BPJS Kesehatan untuk pasien lama. Mereka berjubel menunggu nomor antrean dipanggil.

Beberapa pasien duduk di kursi roda, beberapa lainnya tidur di atas brankar karena kondisinya lemah. 

Salah seorang keluarga pasien yang mengantre adalah Tin Suwarini. Warga Sidoarjo itu mengantarkan suaminya periksa rematik di poli rehabilitasi medik. Dia mendapat nomor pendaftaran 1.117. Saat itu pukul 09.00. Nomor antrean tersebut dia dapat setengah jam sebelumnya. ''Nggak seperti biasanya saya dapat nomor sampai segini. Rabu saya ke sini pagi juga sudah dapat nomor 800-an,'' tuturnya kemarin (3/1).

Setiap bulan Tin mengantarkan suaminya periksa ke RS milik pemprov itu. Untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan, suaminya harus datang dua kali. Hari pertama, pemeriksaan darah Hari kedua, pemeriksaan dan pengambilan obat. ''Ini mungkin karena libur lama, jadi rame begini,'' katanya. 

Berangkat pagi dari rumah, dia baru bisa meninggalkan RS sore. ''Lama antrenya bukan hanya di pendaftaran, tapi juga nanti pas periksa dan ambil obat,'' lanjut perempuan 51 tahun itu.

Petugas IRJ Winka Gurning membenarkan adanya lonjakan pasien di loket pendaftaran. Jumlahnya hari itu mencapai 2.510 pasien. Hampir semuanya merupakan pasien yang menggunakan manfaat BPJS Kesehatan. ''Rabu pendaftarnya 2.000-an. Kalau hari-hari biasa, cuma sekitar 1.200,'' katanya. 

Lonjakan pasien tersebut, menurut Winka, terjadi lantaran saat libur Nataru beberapa layanan poli tutup. Begitu semuanya dibuka, terjadilah lonjakan pasien. ''Layanan rawat jalan sebetulnya mulai buka Rabu. Tapi, masih ada beberapa poli seperti penyakit dalam yang tutup. Hari ini baru buka semua,'' tuturnya.

Untuk mengurai antrean, petugas loket memanggil tiap 100 nomor. Jam pelayanan buka pukul 06.00-13.00. ''Pasien yang datang lebih dari jam satu siang akan kami arahkan ke IRD (instalasi rawat darurat, Red),'' papar Winka.

Beberapa petugas menjaga mesin nomor antrean untuk membantu mengarahkan pasien. Menurut Winka, pasien sering salah mengambil nomor. Ada tiga tombol utama di tiap mesin. Yaitu, tombol merah untuk pasien dengan surat keterangan miskin (SKM), hijau pasien BPJS, dan kuning pasien yang mengambil obat. ''Pasien masih sering salah tekan tombol. Kan kasihan kalau sudah mengambil nomor dan menunggu lama, tapi ternyata nomor antreannya salah,'' ujar perempuan 47 tahun itu.

Antrean pengunjung tersebut sebenarnya bisa diantisipasi dengan anjungan mesin online. Namun, mesin di rumah sakit yang baru saja lulus akreditasi Joint Commission International (JCI) itu sedang rusak. Ada enam mesin yang berada di sisi selatan lift itu. Semuanya tidak bisa difungsikan.

Padahal, mesin anjungan pendaftaran mandiri tersebut bisa mempersingkat pelayanan administrasi pasien. Melalui mesin itu, pasien tidak perlu membawa surat rujukan sehingga jumlah pengantre bisa berkurang. 

Menurut Winka, meski sedang tidak rusak, sebelumnya anjungan itu memang kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh pasien. Apalagi, sistemnya, lanjut dia, masih sering bermasalah. ''Pasien kadang tidak bisa dilayani karena namanya tidak muncul di mesin ini,'' paparnya.

Kepala Seksi Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap dr Eka Basuki Racmad mengatakan, anjungan pendaftaran mandiri itu tidak berfungsi sejak bulan lalu. ''Kami sudah berkoordinasi dengan BPJS agar segera memperbaikinya. Ini juga disebabkan masih adanya penyesuaian dengan aturan baru BPJS,'' katanya. (ika/c7/ayi) 

BACA JUGA: Mengenal Dokter Joni Wahyuadi, Dirut Baru RSUD dr Soetomo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler