Usai Ramadan, Ubah Prilaku

Minggu, 19 Agustus 2012 – 23:21 WIB
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Sutarmidji, mengingatkan bahwa esensi Idul Fitri adalah upaya mengimplementasikan amal ibadah yang dilakukan selama Ramadan menjadi pedoman hidup sehari-hari. 

"Mulai dari setelah Ramadan sampai bertemu Ramadan berikutnya," kata Sutarmidji, usai salat Ied di depan Kantor Wali Kota Pontianak, Minggu (19/8), pagi.

Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Pontianak itu mengatakan, Ramadan merupakan bulan penempa diri manusia untuk pencapaian rahmatan lilalamin. Yakni, kata dia, untuk mendapatkan rahmat Allah dan untuk semakin baik dalam kehidupan sehari-hari

Menurut Sutarmidji, orang yang puasanya diterima Allah adalah manusia yang mengalami perubahan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari hingga bertemu Ramadan berikutnya. “Kalau misalnya setelah Ramadan tidak ada perubahan dalam sikap atau perbuatan bahkan semakin parah, itu berarti Ramadannya gagal,” ujar Sutarmidji.

Khatib Shalat Ied, Ustadz H Jalaluddin Ahmad, LC, dalam khutbahnya bertemakan "Kemuliaan Orang Tua",  mengatakan, kasih sayang ibu yang tidak ada batasnya dan tanggung jawab ayah yang begitu besar, semua ini harus diingat betapa besarnya jasa-jasa mereka yang tanpa pamrih berbuat demi anak-anaknya.

“Maka sungguh berbahagialah mereka yang semasa hidup orang tuanya, mengabdi dan berbakti kepada keduanya dan sungguh rugilah mereka yang semasa hidup orang tuanya, selalu menghardik dan menyakiti hati keduanya,” paparnya.

Untuk itu, dia mengajak jamaah Shalat Ied agar menghargai orang tua dan berbakti kepada mereka karena mereka telah berkorban demi membesarkan anak-anaknya. (boy/jpnn)

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler