Usir Hantu, Kalapas Bikin Heboh Warga

Senin, 19 Maret 2012 – 11:30 WIB

Sering diganggu makhluk halus di rumah dinasnya, seorang kepala penjara mengadu kepada dukun sakti mandraguna. Bukannya menyelesaikan masalah, malah membuat heboh ribuan warga. Bukti klenik masih dipercaya pejabat Indonesia. Inilah, kisahnya!
 
LIMAPULUHKOTA--Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga siang, ketika Anton, 28, kembali ke ladangnya di kawasan Baliak Bukik Limau, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, Jumat (16/3) lalu.
 
Anton kembali ke ladang  setelah makan siang dan melepas penat di badan. Seperti biasa, Anton ke ladang hanya berjalan kaki. Di tengah perjalanan, peladang tangguh itu melihat dua unit mobil berhenti di kebun milik Nanda, anak pemilik tokoh bangunan NTB Payakumbuh.
 
"Salah satu mobil, saya lihat plat merah (mobil dinas pemerintah-red). Waktu turun, orang-orang yang menumpangi kedua mobil, menurunkan tiga buah karung. Setelah itu, mereka sibuk menggali-gali  tanah," cerita Anton kepada sejumlah wartawan, disaksikan Wali Nagari Sarilamak Budi Febriandi.
 
Lantaran tidak kenal dengan segerombolan lelaki yang berhenti di kebun Nanda, Anton tetap berjalan ke ladangnya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari kebun tersebut. Sesampai di ladangnya, Anton melanjutkan pekerjaan yang masih tertunda, seperti membersihkan semak dan menyiangi tanaman.
 
Saat Matahari mulai tenggelam, Anton bersiap-siap untuk pulang. Setelah semua perkakas disimpannya, Anton bergegas menelusuri jalan Baliak Bukik Limau yang becek karena musim hujan dan belum diaspal. Awalnya, tidak ada keanehan yang ditemukan Anton sepanjang perjalanan pulang.
 
Begitu sampai di kebun Nanda, tempat dia melihat segerombolan pria turun dari dua mobil, baru Anton kaget bukan kepalang. "Saya kaget, karena di kebun itu sudah ada saja kuburan, lengkap dengan batu nisan dan bunga. Setahu saya, tidak ada warga di sekitar sini yang meninggal. Kenapa tiba-tiba ada kuburan," ujarnya.
 
Tanpa ba-bi-bu, Anton langsung berlari. Sepanjang perjalanan pulang sampai ke rumahnya, Anton menceritakan kuburan baru yang ditemui di kebun Nanda. Kontan saja, cerita Anton menarik perhatian warga di Jorong Sarilalamak, Ibu kabupaten Limapuluh Kota yang masih butuh sentuhan pembangunan itu.
 
"Warga penasaran dengan kuburan yang diceritakan Anton, karena tidak ada warga yang meninggal pada Jumat siang atau sore. Kenapa ada saja kuburan baru. Orang dari luar Sarilamak juga tidak ada yang melapor kepada kami, akan memakankan keluarganya  di sekitar sini," kata Kepala Jorong Sarilamak Rinal Wahyudi.
 
Rinal kemudian memberitahu penemuan kuburan baru oleh warganya kepada Wali Nagari Sarilamak Budi Febriandi. Ketua Persatuan Wali Nagari Limapuluh Kota itu, tentu saja kaget dengan adanya kuburan baru, tidak jauh dari kantor bupati dan gedung DPRD Limapuluh Kota.
 
"Sebelum kuburan baru itu muncul, lengkap dengan batu nisan bertuliskan Aminah Binti Ibrahim, warga kita melihat ada segerombolan lelaki turun dari  dua mobil dengan membawa 3 buah karung. Tentu saja kami curiga, jangan-jangan ada korban pembunuhan dikubur di sini," ujar Budi Febriandi.
 
Budi akhirnya menghubungi Kasat Reskrim Polres Limapuluh AKP Russirwan. Mendapat kabar dari Budi, perwira yang biasa disapa Ayah itu langsung menurunkan anggotanya. Tidak lama berselang, AKP Russirwan juga sampai di lokasi bersama  Kapolsek Harau AKP Anita Indah Setyaningrum.

Sore pun berlalu tanpa ada kepastian, mayat siapa yang dikuburkan di kebun Nanda. Sementara, ribuan warga Sarilamak, silih-berganti datang ke kuburan yang sudah dipasangi police line tersebut. Bermacam-macam spekulasi terdengar di lokasi kejadian.
 
"Iyo mayik nan sudah dibunuah, nan bakubuan tu mah, kan lah babaun tu (Mungkin memang korban pembunuhan yang dikubur, sebab baunya sudah busuk)," ujar sekelompok warga sambil berbisik-bisik. Tapi bisik mereka, tetap saja terdengar nyaring.
 
Di kelompok lain, warga juga terdengar berpendapat. "Rancak digali sajo lai. Supayo tantu mayik sia nan takubua. Kalau bantuak iko, kito pulo nan seso deknyo (Mendingan digali saja. Supaya jelas mayat siapa yang dikubur. Kalau begini, kita pula yang tersiksa memikirkan," ucap mereka.
 
Di tengah beragam spekulasi itulah, AKP Russirwan menghubungi Nanda, pemilik kebun tempat kuburan baru di temukan warga. Dari Nanda yang warga Payakumbuh (jarak Payakumbuh-Sarilamak sekitar 10 kilometer),  misteri kuburan baru yang ditemui warga akhirnya mulai  tersingkap.
 
"Itu bukan kuburan manusia Pak. Di dalamnya, hanya tanah dan pecahan tembok dari rumah dinas Kepala Lembaga Pemasyarakatan Payakumbuh," ujar Nanda ketika dihubungi AKP Russirwan. "Saya, tentu penasaran. Ada apa pula, kok Kepala Lapas  ngubur tanah dan tembok," sambung Russirwan kepada Padang Ekspres.
 
Tidak lama berselang, Kepala Lembaga  Pemasyarakatan Kelas II B Payakumbuh Sigit datang ke Sarilamak. Pejabat yang baru tiga bulan dinas di Payakumbuh itu, meminta maaf di tengah kerumunan massa. "Mohon maaf, ini salah saya. Ini salah saya. Ceritanya panjang. Boleh percaya, boleh tidak," kata Sigit.

Korban Klenik.
Kepala penjara asal Jawa itu pun menuturkan kisahnya di hadapan polisi, perangkat nagari, wartawan dan warga. Menurut Sigit, kisah yang dialaminya, memang sulit dicerna logika. "Ini konyol, kalau ditulis beritanya. Kalau bisa, tak ditulislah. Berapa orang wartawan di sini," kata Sigit pula.
 
Hanya saja, Sigit mungkin lupa, kisahnya telah berada di ruang publik, sekaligus membuat buncah ribuan warga Sarilamak. Konyol atau tidak kisah yang dialami Sigit, biar publik menilai. Pasti dari cerita Sigit diketahui, dia bersama istri dan anaknya, sering diganggu makhluk halus dalam tiga bulan terakhir.
 
Makhluk halus itu dijumpai keluarga Sigit di rumah dinas mereka yang berada persis di jantung kota Payakumbuh. Lantaran sering melihat dan merasa terganggu oleh kehadiran makhluk-makhluk halus tersebut, Sigit berinisiatif meminta "petunjuk" kepada orang pintar asal Bangkinang, Provinsi Riau.
 
Oleh orang pintar dari Tanah Riau, sambung Sigit, sejumlah makhluk halus penunggu Lapas sudah "dipindahkan". Tinggal satu makhluk halus yang tidak mau pindah dari Lapas Kelas II B Payakumbuh. Makhluk itu diyakini sang dukun dan Sigit, sebagai arwah gentayangan dari seorang wanita bernama Aminah binti Ibrahim.
 
Konon kabarnya, Aminah adalah wanita korban pemerkosaan tentara penjajah. Tapi Sigit hanya menjelaskan samar-samar. Entah penjajah Jepang yang dimaksudnya, entah penjajah Belanda. Sigit juga mengelak, menceritakan seperti apa makhluk halus yang dilihatnya.
 
"Saya tidak bisa membayangkannya. Tidak akan masuk akal oleh orang lain," ujarnya. Walau begitu,  kepada polisi dan banyak warga, Sigit mengakui, orang pintar yang ditemuinya sudah melakukan komunikasi ghaib dengan arwah wanita penasaran.
 
Dari komunikasi bawah sadar itulah, orang pintar mendapatkan benang merah, bahwa arwah wanita yang sering melihatkan rupa di rumah dinas Kalapas Kelas II B Payambuh, bersedia dipindahkan ke tempat lain. Syaratnya, tanah di ruang makan rumah dinas, harus digali terlebih dahalu.
 
Maka, sibuklah Sigit menggali tanah di ruang makan rumah dinasnya. Lantai yang sudah ditembok juga dibongkar paksa. Kemudian tanah berikut tembok hasil galian, dimasukkan ke dalam karung untuk dikubur seperti layaknya memakamkan seorang muslimah.
 
Hanya saja, saat akan mengubur tanah dan tembok dari rumah dinasnya, Sigit kehilangan akal. "Saya tidak punya tanah dini . Hingga kemudian, ada anggota menyarankan, agar dikubur di kawasan ini. Pemiliknya setuju. Makanya, kami tadi mengubur di sini. Tapi kami lupa, memberi tahu warga. Kami minta maaf," ucap Sigit.
 
Kendati sudah meminta maaf, tapi ulah Sigit tetap disayangkan warga Sarilamak. "Kita hormati, keyakinan Kepala Lapas, soal makhluk halus yang mengganggu keluarganya. Tapi, kenapa harus dikubur di kampung kami" Kalau di sini tidak masalah, tapi kasih tahu. Sehingga warga tidak buncah seperti sekarang," kata Budi Febriandi.
 
Agar tidak terjadi salahpahaman, tanah yang dikubur Sigit menyerupai kuburan manusia akhirnya dibongkar pada Jumat malam. "Kita berharap, dengan digalinya kuburan ini, tidak ada hal-hal  negatife ditimbulkan dan membuat masyarakat resah," sebut AKP Russirwan dan AKP Anita Indah Setyaningrum.
 
Terlepas dari itu semua, ulah Sigit yang diganggu makhluk halus kemudian terlibat dalam praktik klenik tidaklah mengherankan. Budayawan Mochtar Lubis dalam ceramahnya tahun 1977 dan disalin dalam buku berjudul "Manusia Indonesia" oleh Yayasan Obor Indonesia 2001 pernah mengatakan, ada lima ciri manusia Indonesia.
 
Ciri pertama, manusia Indonesia cenderung hipokrit alias munafik. Ciri kedua, manusia Indonesia, segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya. Ciri ketiga, manusia Indonesia berjiwa feodal. Ciri keempat, keempat manusia Indonesia, masih percaya takhayul. Dan ciri kelima, manusia Indonesia artistik.
 
Ciri keempat yang disebut Mochtar Lubis, terlihat nyata dalam kasus Sigit, Kalapas Kelas II B Payakumbuh. Seperti Sigit, manusia Indonesia percaya bahwa gunung, pantai, pohon, patung, dan keris mempunyai kekuatan gaib. Manusia harus mengatur hubungan khusus dengan itu semua untuk menyenangkan ”mereka” agar jangan memusuhi manusia. Ah, entahlah.... (FAJAR R VESKY)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Militer AS Bolak-balik Selat Sunda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler