Ustad Nur Boyong Keluarga ke Jakarta

Senin, 01 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Ustad Muhammad Nur Maulana. Foto: Fajar/JPNN

Para penceramah ini termasuk laris tampil di acara TV selama RamadanAda wajah baru, tapi ada juga wajah lama

BACA JUGA: Dublin, Kota Murah untuk Mobil Bekas dan Kota Mahal untuk Makanan


----------------------
RAMADAN tahun ini bisa jadi sangat istimewa bagi Ustad Muhammad Nur Maulana
Sebab, ini adalah tahun pertamanya menjalani lakon sebagai ustad selebriti yang kerap tampil di TV

BACA JUGA: Nadime Makarim dan Prestasinya Mengembangkan Bisnis Ojek di Jakarta

Sebelumnya, penceramah yang kondang dengan gayanya yang khas, jama"aah oh jama"aah, itu hanya dikenal di kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan


Ketika harus sering berada di Jakarta, ustad 37 tahun itu pun serba kelimpungan mempersiapkan segala sesuatunya

BACA JUGA: Pasutri Yahron-Dwi, Dua Tahun Habis-habisan Berjuang untuk Menemukan Bayinya yang Hilang

Salah satu di antaranya, dia harus memboyong keluarganya ke Jakarta selama Ramadan"Sekarang (keluarga) sudah ada di sini (Jakarta) semua," kata Nur kepada Jawa Pos

Yang diboyong, antara lain, istrinya, Nur Aliah, dan anaknya bernama MunawarPria kelahiran Makassar, 20 September 1974, itu mengatakan bahwa jadwalnya pada Ramadan kali ini meningkat 100 persenSemua kegiatannya berlipat dari hari biasaOleh sebab itu, Ustad Nur Maulana tidak bisa ke mana-mana selama Ramadan ini.

Selama bulan suci, dia mengisi dua acara di Trans TVYakni, Syiar Ramadan tiap sore dan Saatnya Kita SahurAcara yang disiarkan secara langsung itulah yang membuat dia harus terus stand by di ibu kotaDia tidak bisa lagi mengisi ceramah di tempat lain"Padat banget Ramadan kali ini," imbuhnya.

Meski padat dan waktu luang untuk bersama keluarga tidak sebanyak dahulu, dia tetap bersyukurSebab, dia bisa menyiarkan Islam lebih luas, tidak lagi terkungkung jarak seperti sebelumnyaDia senang bisa memberikan pengetahuan agama dengan caranya sendiri

Apa itu? Tetap dengan gaya yang kocak dan "melambai" seperti selama iniSelama Ramadan, pola dakwah yang selama ini dianggap kontroversial karena mengajak orang terbahak dan agak melambai bakal tetap dipertahankan"Sejak pertama berdakwah pada 1988 memang sudah seperti ini," urainya.

Dia menjelaskan, orang sering salah kaprah dengan pembawaan yang agak melambai ituPadahal, menurut dia, tidak ada masalah dengan pola dakwah seperti ituSebab, pola yang dilakukan bukan syariat, melainkan murni siar"Makanya, gaya itu tetap saya pakai," tandasnya.

Gaya seperti kali pertama dia tunjukkan kepada siswa kelas VII SMPIlmu agama yang dia timba di Pesantren An-Nahdlah, Makassar, membuatnya percaya diri untuk memberikan ceramahCaranya berdakwah yang suka memperagakan suatu cerita dengan gerakan-gerakan lucu sempat membuat dia dipandang sebelah mata oleh teman-temannya

Namun, dia cuekSebab, gaya seperti itu justru membawa keuntungan tersendiriSaat mengajar di TK, SD, dan SMP, anak-anak justru senang dengan gayanya yang dianggap gaul ituNah, gaya itu terbawa hingga kiniDia juga sempat diprotes jamaahnya saat berceramah di suatu masjid"Saya jelaskan bahwa gaya saya memang seperti ituBeruntung, mereka bisa menerima materi ceramah saya," ucapnya.

Bentuk protes lain yang pernah dia terima adalah dikempiskannya ban motor serta diambilnya busi motor miliknya oleh seseorangGara-gara itu, dia harus mendorong motor hingga puluhan kilometer

Putra keempat pasangan Maulana dan Masyita itu tidak mau memperpanjang kontroversi seputar style-nya berdakwahDia lebih suka membicarakan masalah materi yang akan dibawakan selama RamadanBisa jadi, tahun pertama sebagai ustad seleb di acara Ramadan menjadi pertaruhan karirnya ke depan"Karena itu, saya mempersiapkan segala sesuatunya sendiri," terangnyaItu dilakukan karena dia harus bisa membawakan materi dengan tegas dan lugas

Suami Nur Aliah itu tidak mau membawakan materi yang tidak dikuasainya"Paling penting, materinya tidak boleh bersifat lokal," paparnyaApa saja materi tersebut" Dia masih menyimpan rapat-rapatNur Maulana hanya memberikan bocoran normatif bahwa materinya pasti seputar puasaDia mengatakan, dengan pengalamannya menjadi guru agama Islam SD, dirinya bisa mengatasai tahun pertamanya ini"Selain itu, sejak 1998 saya sudah mengisi acara Ramadan," ungkapnya(dim/c4/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oman Fathurahman, Peneliti Manuskrip Kuno Islam Pertama di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler