JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Deding Ishak, menyatakan bahwa kerusuhan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan, harus dijadikan pemicu untuk melakukan evaluasi di lapas. Sebab menurutnya, sudah banyak persoalan di lapas.
"Permasalahannya soal lemahnya manajemen pengelolaan lapas, minimnya anggaran terkait over capacity lapas. Daya tampung mencapai 151 persen. Belum lagi perlakuan tidak manusiawi dan beradab," ujar Deding dalam diskusi di MPR, Jakarta, Senin (22/7).
Ia menambahkan, peristiwa Lapas Tanjung Gusta ibarat sebuah gunung es. Sebab peristiwa itu akan menular dan menyebabkan terjadinya permasalahan serupa. Buktinya, lanjut dia, setelah kejadian di Tanjung Gusta ada kejadian di Lapas Batam.
Selain itu, lanjut Deding, belum ada ketegasan mengenai lapas khusus. Sebab selama ini, warga binaan dicampur menjadi satu di dalam lapas. "Kita belum menegaskan lapas A misalnya apakah khusus narkoba, koruptor, pidana ringan dan lain sebagainya," ucapnya.
Politikus Golkar itu menambahkan, yang lebih parah dalam kehidupan di lapas adalah kekerasan kepada narapidana. Karenanya, Deding menyarankan tentang dilekukannya kajian integral dengan menghadirkan pakar hukum dan psikolog.
Ia menuturkan, psikolog diperlukan karena narapidana tidak hanya mengalami kekerasan fisik tetapi juga psikis baik dari petugas maupun napi sendiri. Hal itu diyakini menimbulkan perlawanan. "Soal itu, Kemenkumham belum punya roadmap seperti apa," katanya.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jero Undang Mantan Panglima TNI Ikut Konvensi
Redaktur : Tim Redaksi