BANDA ACEH - Koalisi Barisan Guru Bersatu (Kobar GB) Aceh meminta agar revisi Qanun Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pendidikan Aceh, memperjelas tentang status pendidikan Islami, mengingat Aceh sebagai daerah otonomi khusus dan syariat Islam.
"Sebagai daerah syariat Islam, seharusnya sekolah diliburkan saja selama Ramadan. Kita harap persoalan ini bisa diakomodir dalam revisi qanun pendidikan nanti," Kata Ketua Kobar GB Aceh, Sayuthi Aulia, Kamis (9/7) kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN).
Pihaknya pun berhadap agar tim yang bertugas menyusun qanun revisi pendidikan Aceh dapat mengakomodir usulan mereka, sehingga dengan begitu, ada keseragaman diseluruh instansi pendidikan yang ada diseluruh wilayah Aceh, tidak seperti yang terjadi sekarang, dimana sebagian Kabupaten/kota meliburkan siswanya selama Ramadhan dan sebahagiannya lagi tidak.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh telah mengeluarkan surat keputusan (SK) yang mengintruksikan kepada dinas Kabupaten/kota meliburkan siswanya selama Ramadhan, sebagai gantinya, sekolah melaksanakan pesantren kilat selama satu minggu. Namun pada kenyataannya, hanya kabupaten Aceh Besar saja yang telah memberikan signal melaksanakan intruksi tersebut, sementara daerah lain tetap dengan aturan bupati dan walikota masing - masing.
"Kita sayangkan, antar kabupaten/kota belum ada suatu kesamaan atau masih bervariasi dalam pelaksanaan kegiatan disekolah selama Ramadhan. Ada yang belajar tiga minggu mata pelajaran umum sepeti Subulussalam, Langsa 3 minggu, Banda Aceh 2 minggu, dan Aceh Besar 1 minggu,"terangnya.
Lebih lanjut dia pun menyarankan kepada sekolah - sekolah yang tetap melaksanakan kegiatan belajar selama Ramadhan, agar bisa memulangkan siswanya lebih awal, pengalaman tahun lalu, siswa yang dipulangkah disiang hari 'bolong' banyak yang membatalkan puasanya di tengah jalan, dengan alasan kehausan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Banda Aceh, Syaridin SPd M.Pd mengatakan, selama bulan Ramadhan, para siswa di Banda Aceh tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama dua minggu. " Selama Ramadhan para siswa fokus diajarkan agama, hanya dua jam saja pelajaran umum setiap harinya,"ujarnya.
Syaridin menjelaskan, dua hari menjelang puasa, para siswa di Banda Aceh sudah diliburkan, mereka akan kembali beraktivitas pada tanggal 24 Juli 2012. Setelah mengikuti kegiatan Ramadhan selama dua minggu disekolah, maka para siswa kembali diliburkan dan akan kembali kesekolah enam hari setelah hari raya Idul Fitri.
"Selama kegiatan ramadhan, jam masuk dan jam pulang kita beri kelonggaran. Siswa masuk pukul 08.30 Wib dan pulang pukul 12.00 WIB,"terangnya.
Siswa Diharuskan Ikut Pesantren Kilat
Meskipun kegiatan belajar diliburkan selama bulan suci Ramadhan, ratusan siswa tingkat SD, SMP dan SMA sederajat di Kabupaten Aceh Besar diharuskan mengikuti pesantren kilat yang dilaksanakan di sekolahnya."Semua siswa harus mengikuti kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulan puasa ini," Kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar Fadlan, Kamis (19/7), di Jantho.
Pesantren kilat, kata dia, dilaksanakan secara serentak di 298 sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Aceh Besar, kegiatan tersebut dilaksanakan selama sepuluh hari dan dimulai sejak tanggal 23 hingga 4 Agustus mendatang."Setiap hari para siswa akan ikut kegiatan belajar dari pukul 09.00 Wib hingga pukul 13.00 Wib. Namun jam belajarnya nanti akan disesuaikan lagi dengan kondisi siswa dan letak sekolah," terang Fadlan.
Hal sama juga dilakuka sejumlah Sekolah di Pidie yang juga menggelar pesantren kilat di bulan puasa. Pesantren kilat itu digelar untuk mengantikan kegiatan sekolah seperti hari-hari biasa. Bahkan kegiatan tersebut dilakun sejak awal puasa.
Kepala SMA Negeri Sakti Pidie Drs M.Isa.MA.M.Pd kepada Rakyat Aceh mengatakan kegiatan pesantren kilat digelar disekolahnya selama tiga minggu. Artinya kata M.Isa, kegiatan tersebut untuk mendidik siswa-siswi selama bulan ramadhan. Sehingga mereka tetap dalam belajar. "Yang kita lakukan ini untuk melatih mental mereka selama bulan puasa".ungkapnya.
Lanjut M.Isa, selain diajarkan masalah agama, siswa-siswi juga diajarkan pelajaran umum. Sebab mereka sudah terbiasa dengan belajar. Namun kata M.Isa, yang paling utama adalah melatih mental dalam menghadapi bulan puasa. Bahkan siswa-siswi juga dibekali ilmu agama. "Yang penting mereka punya kesibukan selama puasa".paparnya. (sul/mag-43/mir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilarang, Tes Masuk SD Masih Terjadi
Redaktur : Tim Redaksi