JAKARTA - The President Center mengusulkan penyisipan lambang Pancasila di dalam bendera negara Merah Putih. Pasalnya nilai-nilai Pancasila dinilai makin dilupakan masyarakat Indonesia.
"Pancasila dalam pengamalannya di masyarakat sudah sangat kurang. Penghayatannya juga sudah sangat jauh," kata Ketua The President Center, Eddy Herwani Didied Mahaswara di DPR, Jakarta, Jumat (31/5).
Usulan lambang Garuda Pancasila disatukan dengan bendera Merah Putih supaya Pancasila tak sekedar diingat sebagai identitas bangsa, tetapi juga untuk membedakan dengan bendera negara lain seperti bendera negara Monaco yang memiliki warna sama yakni merah putih.
Penyisipan suatu lambang dalam bendera negara bukanlah hal yang baru. "Ada 20 lebih negara yang punya bendera di tengahnya diberi lambang, itu tidak ada masalah," ucap Didied.
Didied tak memungkiri usulan yang disampaikan lembaganya akan menimbulkan pro dan kontra. The President Center kata dia, menerima jika usulan mereka ditolak.
"Kalau memang tidak diterima ya tidak apa-apa, namanya juga kita usul. Pasti banyak yang menentang, tapi tidak ada jeleknya kita mencoba. Tapi, khusus bendera Sang Saka Merah Putih yang ada di Istana ya tetap tidak berubah karena itu ada unsur historisnya," kata Didied.
Didied menerangkan, beberapa hari ke depan The President Center akan melakukan sosialisasi mengenai modifikasi bendera negara. (gil/jpnn)
"Pancasila dalam pengamalannya di masyarakat sudah sangat kurang. Penghayatannya juga sudah sangat jauh," kata Ketua The President Center, Eddy Herwani Didied Mahaswara di DPR, Jakarta, Jumat (31/5).
Usulan lambang Garuda Pancasila disatukan dengan bendera Merah Putih supaya Pancasila tak sekedar diingat sebagai identitas bangsa, tetapi juga untuk membedakan dengan bendera negara lain seperti bendera negara Monaco yang memiliki warna sama yakni merah putih.
Penyisipan suatu lambang dalam bendera negara bukanlah hal yang baru. "Ada 20 lebih negara yang punya bendera di tengahnya diberi lambang, itu tidak ada masalah," ucap Didied.
Didied tak memungkiri usulan yang disampaikan lembaganya akan menimbulkan pro dan kontra. The President Center kata dia, menerima jika usulan mereka ditolak.
"Kalau memang tidak diterima ya tidak apa-apa, namanya juga kita usul. Pasti banyak yang menentang, tapi tidak ada jeleknya kita mencoba. Tapi, khusus bendera Sang Saka Merah Putih yang ada di Istana ya tetap tidak berubah karena itu ada unsur historisnya," kata Didied.
Didied menerangkan, beberapa hari ke depan The President Center akan melakukan sosialisasi mengenai modifikasi bendera negara. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kikan Ingin Menikah Lagi
Redaktur : Tim Redaksi