Usung Slogan Satu Putaran Karena Dilanda Kepanikan

Rabu, 04 Juli 2012 – 19:19 WIB

JAKARTA - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli (Foke-Nara) dinilai panik dalam menghadapi perkembangan masa kampanye pilkada yang tinggal beberapa hari. Bentuk kepanikan pasangan incumben itu adalah dengan mengusung slogan Pilkada 1 Putaran.

Penilaian tersebut dikemukakan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah dan pemerhati pemilu, Ray Rangkuti, di Jakarta, Rabu (4/7). Keduanya meminta masyarakat pemilih di DKI untuk lebih kritis menilai para kandidat yang benar-benar ingin memajukan Ibu Kota.

Menurut Iberamsjah, basis dukungan pasangan Foke–Nara yakni Partai Demokrat (PD) sudah sangat rapuh dan bahkan dibenci masyarakat karena para pemimpinnya terlibat skandal korupsi. “Jadi Foke-Nara berjalan di atas kapal yang rapuh,” katanya.

Iberamsjah justru meragukan jika pilkada DKI bakal berlangsung satu putaran seperti sering diklaim pendukung Foke-Nara. Sebab, suara pemilih akan terbagi pada enam pasangan kandidat.

“Kalau ternyata berlangsung satu putaran dan Foke–Nara menang, wah, perlu kita curigai. Kemungkinan ada permainan suara,” katanya.

Bahkan Iberamsjah berani memastikan, Foke–Nara yang hanya mengandalkan basis suara Partai Demokrat hanya akan mendapat 10-15 persen suara saja. Lumbung suara yang diharapkan Foke-Nara, kata Iberamsjah, justru akan diambil oleh pasangan Alex-Nono, Jokowi–Ahok, serta Hidayat-Didik yang diusung PKS.

Sementara Ray Rangkuti menyatakan, Foke-Nara bukan saja panik melihat geliat para kandidat lain terutama yang memiliki basis suara cukup kuat seperti pasangan Jokowi-Ahok dan Alek Noerdin-Nono. Foke-Nara, ulas Ray, juga  masih menerapkan model kampanye pola lama.

Pola lama itu adalah mengandalkan pengerahan massa, memanfaatkan birokrasi dan pemanfaatan ruang publik untuk memasanga atribut kampanye. Cara ini berbeda dengan pasangan lain seperti pasangan Faisal-Beim, atau pasangan Jokowi–Ahok.

“Saya perhatikan kok sekarang makin intensif iklan Pemprov DKI Jakarta di berbagai media, terutama televisi. Dana iklan Pemprov ini dipastikan cukup besar dan tampaknya untuk mendongkrak pasangan incumbent,” kata Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) itu.

Ray juga menyoroti penambahan anggaran hibah Pemrov DKI yang sebelumya hanya sekitar Rp800 juta menjadi Rp1,3 miliar sebagai upaya menarik simpati warga Jakarta memilih Foke–Nara. “Pola lama seperti ini bisa dikalahkan jika semua masyarakat yang memiliki hak pilih, terutama kelas menengah dan berpendidikan di Jakarta, peduli dan mau gunakan hak pilihnya,” tambah Ray. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hidayat akan Cabut Pajak Warteg


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler