JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens mengatakan pengukuhan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo sebagai calon presiden dan calon wakil presiden merupakan ambisi yang berlebihan dari Partai Hanura.
Menurut Boni, partai itu tidak akan memenuhi batas ambang untuk mencalonkan seorang presiden. "Itu ambisi yang berlebihan, tidak sesuai dengan kerja politik Hanura dan kadar akseptabilitas partai di tengah masyarakat pemilih. Hanura takkan lebih dari 4 persen," kata Boni saat dihubungi, Senin (1/7).
Tak bisa dipungkiri kapital politik Hanura meningkat setelah Hary Tanoe bergabung. Namun Boni mengatakan, akseptabilitas dan elektabilitas tidak bisa dibangun dalam semalam meskipun dengan kekuatan dana dan jaringan media yang memadai.
"Partai Hanura enggak bakal mampu mencapreskan siapa-siapa. Paling tinggi mereka memajukan cawapres dalam satu koalisi," ujar Boni.
Menurutnya, Hary Tanoe sah-sah saja menjadi calon wakil presiden. Namun saat ini gairah bos media itu lebih besar dibandingkan kenyataan yang ada.
"Ya semangat untuk nyawapres gede tapi realitas belum bisa. Karena belum punya citra yang memadai dan partai yang kuat. ââ¬â¹Hary Tanoe masih dilihat sebatas orang kaya, belum dilihat sebagai figur pemimpin," ucap Boni.
Meski kurang meyakinkan, dicalonkannya Wiranto dan Hary Tanoe sebagai capres dan cawapres oleh Hanura merupakan suatu hal yang wajar dalam era demokrasi.
"Sah-sah saja jika itu bagian dari pesta demokrasi, kan harus ada yang ikut meramaikan. Seperti Rhoma Irama dan Eyang Subur yang jadi capres. Siapapun boleh meramaikan pesta ini," pungkasnya. (gil/jpnn)
Menurut Boni, partai itu tidak akan memenuhi batas ambang untuk mencalonkan seorang presiden. "Itu ambisi yang berlebihan, tidak sesuai dengan kerja politik Hanura dan kadar akseptabilitas partai di tengah masyarakat pemilih. Hanura takkan lebih dari 4 persen," kata Boni saat dihubungi, Senin (1/7).
Tak bisa dipungkiri kapital politik Hanura meningkat setelah Hary Tanoe bergabung. Namun Boni mengatakan, akseptabilitas dan elektabilitas tidak bisa dibangun dalam semalam meskipun dengan kekuatan dana dan jaringan media yang memadai.
"Partai Hanura enggak bakal mampu mencapreskan siapa-siapa. Paling tinggi mereka memajukan cawapres dalam satu koalisi," ujar Boni.
Menurutnya, Hary Tanoe sah-sah saja menjadi calon wakil presiden. Namun saat ini gairah bos media itu lebih besar dibandingkan kenyataan yang ada.
"Ya semangat untuk nyawapres gede tapi realitas belum bisa. Karena belum punya citra yang memadai dan partai yang kuat. ââ¬â¹Hary Tanoe masih dilihat sebatas orang kaya, belum dilihat sebagai figur pemimpin," ucap Boni.
Meski kurang meyakinkan, dicalonkannya Wiranto dan Hary Tanoe sebagai capres dan cawapres oleh Hanura merupakan suatu hal yang wajar dalam era demokrasi.
"Sah-sah saja jika itu bagian dari pesta demokrasi, kan harus ada yang ikut meramaikan. Seperti Rhoma Irama dan Eyang Subur yang jadi capres. Siapapun boleh meramaikan pesta ini," pungkasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Salah Sita Apartemen Bellezza
Redaktur : Tim Redaksi