Usut Kematian Belasan Penyu, Gubernur Bengkulu Bentuk Tim Investigasi

Senin, 23 Desember 2019 – 01:30 WIB
Empat bangkai penyu yang ditemukan mati di Pantai Bengkulu diserahkan warga ke Gubernur Bengkulu. Sejak 10 November 2019 sudah 19 ekor bangkai penyu yang ditemukan mati di Pantai Teluk Sepang. Foto: Helti Marini/Antara

jpnn.com, BENGKULU - Kematian 19 penyu secara mendadak sejak November di sekitar perairan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, bikin warga setempat heboh.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menegaskan telah membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidiki kematian penyeu-penyu tersebut.

BACA JUGA: Polda Riau Hibahkan Rumah kepada Istri Bripka Hendra Saut yang Gugur di Papua

Dijelaskan Rohidin, tim investigasi ini telah mengirimkan sampel penyu yang ditemukan mati di sekitar pembuangan air bahang Pembangkit Listri Tenaga Uap (PLTU) batubara Bengkulu ke laboratorium khusus hewan di Balifet.

Pengiriman sampel ini, kata Rohidin, untuk mengetahui secara pasti sebenarnya apa penyebab kematian penyu secara mendadak disekitar perairan Teluk Sepang, Kota Bengkulu ini.

BACA JUGA: Wajah Renaldi Pucat dan Mulutnya Berbusa setelah Digigit Ular

"Soal kematian penyu ini sedang kami investigasi khusus. Saya sangat merespon positif dan saya sangat-sangat peduli dengan hal itu. Saya sudah sampaikan dengan tim khusus itu kemarin penyu yang mati itu sudah diambil dan sekarang sudah kami kirim ke laboratorium khusus hewan atau ternak di Balifet," jelas Rohidin di Bengkulu, Minggu.

Selain itu, Rohidin mengaku telah mengirimkan surat ke pihak manajemen PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) yang menjadi owner PLTU batubara Bengkulu. Isi surat itu tak lain adalah teguran keras Rohidin agar PT TLB mematuhi seluruh aturan terkait dengan pengelolaan limbah agar tidak mencemari lingkungan.

BACA JUGA: Kapolda Jambi Perintahkan Jajarannya Buru Bripka Eko Sudarsono

Rohidin meminta manajemen PT TLB secara serius memantau limbah yang dihasilkan dari PLTU batubara ini agar tetap memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Rohidin juga meminta PT TLB menggunakan teknologi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

Jika hal tersebut tidak dipenuhi atau ditemukan fakta bahwa limbah PT TLB benar mencemari lingkungan, Rohidin menegaskan, ia tak segan-segan akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

"Sekali lagi kami tunggu hasil uji laboratorium apa yang menyebabkan kematian penyu ini. Karena saya mendapatkan data sementara hasil pemeriksaan laboratorium air di sekitar PLTU baik yang dilakukan oleh pemerintah kota maupun pemerintah provinsi dan badan karantina perikanan semuanya mengatakan masih dibawah ambang baku mutu, artinya tidak tercemar," kata Rohidin.

BACA JUGA: Lima Pelaku Penyerangan yang Menewaskan Bripka Hendra Saut Ditangkap

"Ini baru laporan data laboratorium makanya saya ingin tau betul apa penyebab kematian penyu ini. Kalau terjadi karena memang pencemaran kami akan tegakkan aturan setegak-tegaknya," tegas Rohidin.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler