Utang Makin Dalam, Krakatau Steel Wajib Restrukturisasi

Kamis, 06 Juni 2024 – 08:06 WIB
Sekjen Kornas Jokowi, Akhrom Saleh mengatakan PT Krakatau Steel merupakan salah satu objek vital nasional. Ilustrasi. ANTARA/Ardika/am.

jpnn.com, JAKARTA - BUMN bidang baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) membukukan rugi bersih tahun berjalan senilai USD 131,65 juta atau setara Rp 2,03 triliun.

Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan kerugian itu diakibatkan masih tingginya beban keuangan senilai USD 129,59 juta atau setara Rp 2 triliun dan rugi selisih kurs senilai USD 9,62 juta atau setara Rp 148,48 miliar.

BACA JUGA: Konsisten Jalankan CSR, PT KSP Ingin Tebar Manfaat di Kawasan Industri Krakatau

Dia menyebutkan pendapatan perseroan sepanjang tahun 2023 senilai USD 1,45 miliar atau setara Rp 22,45 triliun.

Dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan enam persen dibanding tahun lalu menjadi senilai USD 125,33 juta atau setara Rp 1,94 triliun di tahun 2023 dan ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai USD 41,41 juta atau setara Rp 0,64 triliun.

BACA JUGA: Lewat Global Volunteer Week 2024, KRAKATAU POSCO Tingkatkan Semangat Entrepreneur Disabilitas

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mengatakan bahwa utang KRAS berlangsung cukup lama, yakni sejak 2012.

Bahkan, kata Esther, utang KRAS cukup dalam saat wabah Covid-19 berlangsung.

"Namun, negara juga tidak membantu, sehingga porsi utang KS dari tahun ke tahun makin banyak. Oleh karena itu harusnya dilakukan restrukturisasi," ucap Esther saat dihubungi, Rabu (5/6).

Esther menilai restrukturisasi bisa dilakukan mulai dari mengalisisi lini bisnis Krakatau Steel.

"Misalnya banyak bisnis-bisnis KS yang melenceng. Anak-anak perusahaannya harus dilihat lagi apakah dia sehat atau tidak penyakinya di mana. Jadi, jangan sampai misalnya sudah KS induknya enggak sehat tetapi terbebani dengan anak persuahaan yg tidak sehat," ungkap Esther.

Dia menyebutkan kerugian KS diturunkan sedikit demi sedikit dan seluruh anak perusahaan sampai cucu perushaan harus dianalisis.

Sebab, Esther menilai saat ini pembangunan infrastruktur harusnya menjadi kesempatan KS untuk berjaya.

"Pembangunan kan pakai baja jadi patut dipertanyakan kok malah bangkrut. Padahal ada kue yang dibagi untuk BUMN sudah jelas," pungkas Esther.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Krakatau Steel   BUMN   Bisnis   Utang  

Terpopuler