Vaksin COVID-19 Sebabkan Gangguan Menstruasi? Simak Hasil Penelitian Uni Eropa Ini

Minggu, 08 Agustus 2021 – 08:21 WIB
Ilustrasi kram menstruasi. Foto: Allodokter

jpnn.com, AMSTERDAM - Tak ada kaitan sebab-akibat antara vaksin COVID-19 dan gangguan menstruasi yang ditemukan sejauh ini, kata Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (EMA) pada Jumat.

EMA mengatakan pihaknya telah meneliti kasus-kasus gangguan menstruasi yang dilaporkan setelah vaksinasi dan telah meminta lebih banyak data dari pengembang vaksin untuk memeriksa masalah tersebut.

BACA JUGA: Seperti Ini Gudang Vaksin Covid-19 di Jakarta, Lihat Fotonya

Gangguan menstruasi bisa muncul karena berbagai sebab, dari stres dan kelelahan hingga kondisi medis yang mendasarinya seperti fibroid dan endometriosis.

Masih di hari yang sama, EMA juga merekomendasikan trombositopenia imun (trombosit darah rendah), pusing, dan tinitus (telinga berdenging) untuk dimasukkan sebagai kemungkinan reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson (J&J).

BACA JUGA: Jateng Fokus Beri Vaksin Covid-19 untuk Pelajar

Organ Uni Eropa tersebut menekankan manfaat vaksin J&J masih lebih besar dari risikonya.

Mereka menambahkan bahwa 1.183 kasus pusing dan lebih dari 100 kasus tinitus telah dianalisis untuk mencapai kesimpulan itu.

BACA JUGA: Order Vaksin COVID-19 Meningkat, Pfizer dan Moderna Naikkan Harga

J&J belum memberikan tanggapannya.

Bulan lalu EMA memasukkan gangguan degenerasi saraf langka, Guillain-Barr syndrome (GBS), sebagai kemungkinan efek samping dari suntikan J&J.

Perusahaan yang berbasis di AS itu telah berjuang memasok vaksinnya ke Uni Eropa.

EMA juga menambahkan GBS sebagai kemungkinan efek samping vaksin AstraZeneca. Laporan tentang hal itu masih dipantau, kata EMA Jumat.

Vaksin J&J dan AstraZeneca dikembangkan dengan teknologi yang serupa, namun menggunakan versi virus flu yang berbeda untuk membangun kekebalan tubuh. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler