jpnn.com, SACHSENRING - Saat dua pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales berdiri di podium, itu capaian luar biasa di tengah lambannya pengembangan motor YZR-M1 tahun ini.
Apalagi hasil positif tersebut didapat di Sachsenring, Jerman, wilayah kekuasaan lawan. Memang belum wow, tapi secercah harapan mulai terlihat. ''Ini bukan hanya balapan terbaik saya musim ini. Namun juga balapan terbaik yang pernah saya lakoni,'' ungkap Rossi dikutip Motorsport.
BACA JUGA: Gagal Raih Podium MotoGP Jerman, Petrucci Kesal ke Lorenzo
Balapan itu menjadi sempurna karena Rossi merasa selalu berada di posisi dan momen yang tepat. Hingga bisa melakukan overtaking tanpa melakukan kesalahan sedikit pun.
Ada perkembangan baru yang dirasakan Rossi sejak di lap pertama. Yakni stabilitas motor yang lebih baik. Dengan modal tersebut M1 bisa digeber lebih kencang di tikungan, meski harus merebah sangat dalam. ''Kami sangat cepat meski tak cukup untuk mengejar Marquez,'' akunya.
BACA JUGA: Rossi Merasa Fantastis Balapan di Sachsenring
Meski begitu masalah lama yang sudah berumur nyaris setahun belum juga bisa diatasi. Masalah akselerasi, terutama ketika keluar tikungan.Terlalu banyak spin di ban belakang. Ujung-ujungnya motor jadi sedikit lambat dibandingkan para rival. Selain itu, spin membuat ban lebih cepat aus.
Maverick Vinales, yang finis di podium ketiga GP Jerman, mengamini pendapat Rossi. Masalahnya, menurut pembalap Spanyol tersebut, bersumber dari penyaluran power mesin yang tidak proporsional. Tenaga mesin yang diterima ban belakang terlalu besar. Alhasil spin selalu terjadi saat tuas gas dibuka setelah keluar tikungan. ''Power mesin kami besar. Tapi penyalurannya terlalu brutal,'' ungkapnya.
BACA JUGA: Logo Monster Energy Segera Gusur Moviestar di Yamaha, Hitam!
Untuk saat ini, lanjutnya, perbaikan sistem elektronik menjadi solusi penting. Tapi sebelum solusi tersebut ditemukan,Vinales mengaku harus mengubah gaya balapnya untuk menyesuaikan dengan polah motor. ''Mungkin aku juga harus menambah berat badan,'' kata Vinales.
Bobot tubuh, lanjutnya, diperlukan untuk mendapatkan cengkeraman ban belakang lebih kuat di awal balapan. Vinales menyebut, cengkeraman ban justru terasa lebih kuat setelah balapan memasuki paro kedua. Padahal di saat masih baru semestinya grip ban lebih kuat.
Meski demikian Vinales cukup puas dengan hasil GP Jerman. Dia merasa motornya sudah mendekati performa ketika pertama kali datang ke Yamaha awal tahun lalu. Saat itu, dia menyapu bersih seluruh uji coba pra musim sebagai yang tercepat. Kemudian, pembalap 23 tahun tersebut memenangi dua balapan pembuka secara beruntun, plus GP Prancis, sebelum akhirnya paceklik datang sampai sekarang.
Sama dengan Rossi, dia berharap segera ada solusi dari markas besar Yamaha sebelum seri balapan dimulai kembali bulan depan. ''Faktanya, saya dan Maverick lebih kuat sekarang. Kami di posisi 2-3 klasemen pembalap. Tapi kami butuh sedikit bantuan dari Jepang (pabrikan Yamaha) untuk memperbaiki sistem elektronik,'' ucap Rossi.
Di saat Yamaha mulai bangkit, Honda juga merasa percaya diri dengan ketangguhan Marc Marquez. Tak hanya sukses memenangi GP Jerman untuk kesembilan kalinya secara beruntun, sang juara bertahan mengaku belum mengerahkan semua kemampuannya pada balapan tersebut.
Hal itu memang tampak saat Marquez terlihat dengan lincah memainkan ritme balapnya di Sachsenring. Mengendur saat harus menghemat ban dan melaju kencang ketika merasa perlu.
''Saya punya pace ketika itu dibutuhkan,'' katanya yakin. Memasuki jedah musim panas dengan keunggulan 46 poin dari Rossi memang belum sepenuhnya bisa membuat Marquez puas. Meski demikian, kondisi tersebut jauh lebih baik ketimbang musim lalu. (cak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sedih, Dani Pedrosa Putuskan Pensiun dari MotoGP
Redaktur & Reporter : Adek